Warta Ekonomi.co.id, Surakarta
Pasar Huawei di Afrika mungkin menjadi korban perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina selanjutnya, buktinya pangsa pasar ponsel mereka jatuh di benua itu.
Analis menilai, langkah pemerintah AS unruk memasukkan nama Huawei dan afiliasinya pada "daftar entitas" Departemen Perdagangan AS agaknya telah mengganggu penjualan di pasar yang dimasukinya 21 tahun lalu itu.
"Boikot AS menciptakan ketidakpastian bagi Huawei dan distributor telah mengurangi pembelian mereka," kata Analis IDC Afrika Timur, George Mbuthia, dilansir dari SCMP, Jumat (20/9/2019).
Baca Juga: Apple Keok dari Huawei di Pasar China, Bisakah iPhone 11 Jadi Penyelamat?
Menurut IDC, pangsa pasar ponsel pintar Huawei turun menjadi 8,7% setelah keluarnya laranagan AS, padahal perusahaan masih menguasai 11,8% tiga bulan sebelumnya.
Sebaliknya pangsa pasar pesaing Huawei, seperti Transsion China (yang berdagang di Afrika dengan merek Tecno, Itel dan Infinix) serta Samsung justru meningkat, masing-masing menjadi 37,4% dan 27,4%.
Menurut data, ponsel terlaris Huawei, Seri Y, menghadapi persaingan ketat saat Samsung Seri A dan Techno Camon 11 dan Park 3 meluncur.