REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan tahap pertama dalam uji jalan atau road test program campuran 30 persen biodiesel pada minyak diesel atau B-30 yang diimplementasikan pada kendaraan darat telah menuai hasilnya.
Dadan menyebut, pada kelas kendaraan darat jenis mobil Pajero Sport (kurang dari 3,5 ton) telah melalui rute sepanjang 50.165,5 km dari target 50 ribu km pada Sabtu (21/9). Daya rata-rata meningkat 0,84 persen.
"Uji jalan B30 sudah selesai dua hari lalu untuk jenis kendaraan yang kurang dari 3,5 ton, uji coba berjalan lancar, hasilnya (dibandingkan dengan B20) daya rata-rata meningkat 0,84 persen, emisi CO turun 0,1 hingga 0,2 gram per km, dan emisi PM turun 0,01 hingga 0,08 gram per km. Sesuai dengan proyeksi kita," ujar Dadan dalam acara Biodiesel Goes to Campus di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (23/9).
Dadan menjelaskan, saat ini Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis diesel (solar) yang digunakan pada kendaraan bermesin diesel telah mengandung biodiesel (FAME) 20 persen atau yang disebut B-20. Setelah diluncurkan pada 3 Juni 2019, uji jalan menggunakan B-30 dilakukan pada kendaraan uji kurang dari 3,5 ton dan lebih dari 3,5 ton.
"Implementasi B-30 sendiri akan dimulai di awal 2020 nanti," lanjutnya.
Dalam uji jalan tersebut, lanjut Dadan, kendaraan kurang dari 3,5 ton telah menyelesaikan perjalanan mulai dari Lembang-Cileunyi-Nagreg-Kuningan-Tol Babakan-Slawi-Guci-Tegal-Tol Cipali-Subang-Lembang. Rata-rata kendaraan menempuh perjalanan 630 km per hari.
"Untuk kendaraan berat lebih dari 3,5 ton masih menyelesaikan tahap uji, saat ini sudah mencapai jarak tempuh 38.005 km dari 40.000 km yang ditargetkan. Ini untuk mendapatkan konfirmasi efek penggunaan B30 pada kondisi awal dibandingkan dengan kondisi setelah jarak tempuh tertentu," ucap Dadan.
Pada Biodiesel Goes to Campus kali ini, Kementerian ESDM menggandeng dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Hadir narasumber dari BPDPKS, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Divisi Replanting, Reforestation dan Promosi Perkebunan BPDPKS Fajril Amirul yang secara rinci membahas peran minyak kelapa sawit dalam pengembangan Biodiesel di Indonesia.
"Solar berbasis biodiesel dari minyak kelapa sawit ini telah berjalan sejak mandatori biodiesel pada 2015," ungkap Fajril.
Saat ini tercatat produksi biodiesel Indonesia sebanyak 12,61 juta kiloliter per tahun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan bakar minyak yang lebih ramah lingkungan.
Wakil Rektor 4 Bidang SDM dan Kerja Sama Universitas Indonesia Dedi Priadi menyampaikan dukungannya terhadap pemanfaatan minyak kelapa sawit dalam campuran BBM. Dedi turut berharap para generasi milenial dapat menyebarluaskan berbagai informasi yang didapat hari ini melalui berbagai platform komunikasi termasuk media sosial.
"Melalui acara ini, kami berharap para peserta memiliki pemahaman mendalam terkait biodiesel dan sebagai salah satu stakeholder Kementerian ESDM, kami akan mendukung dalam menyebarkan informasi tersebut," kata Dedi.