Rabu 25 Sep 2019 06:05 WIB

Uji Beban Tol Layang Jakarta-Cikampek Hingga Oktober

Uji beban pada titik pertama dilakukan di kilometer 39 dengan bentang jembatan 75 m.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, bersama petinggi PT JJC saat menyaksikan uji coba jalan tol layang Jakarta-Cikampek, di Karawang, pada Senin malam (23/9).
Foto: dok. PT JCC
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, bersama petinggi PT JJC saat menyaksikan uji coba jalan tol layang Jakarta-Cikampek, di Karawang, pada Senin malam (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Komisi Keamanan Jembatan dan Perowongan Jalan (KKJTJ) sejak semalam (23/9) memulai uji beban Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek). Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan uji coba akan dilakukan hingga Oktober 2019. 

"Total ada delapan titik dengan tipe berbeda. Mudah-mudahan akhir Oktober 2019 akan selesai seluruh uji beban, sehingga rencana untuk bisa dioperasikan pada November 2019 insya Allah bisa dilakukan," kata Basuki usai menijau pelaksanaan uji beban. 

Baca Juga

Dia menjelaskan uji beban pada titik pertama dilakukan di kilometer 39 yang memiliki bentang jembatan sepanjang 75 meter. Uji coba menggunakan 16 truk berbobot masing-masing 40 ton terdiri dari uji statis dan dinamis. 

"Hasilnya dari segi lendutan di tengah bentang lebih kaku dibandingkan perhitungan. Jadi secara umum untuk ruas ini sudah baik dan aman," tutur Basuki.

Basuki mengatakan pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek menggunakan struktur baja yang memiliki karakter lebih fleksibel dari struktur beton. Sebab, kata Basuki, baja memiliki karakter jika ada kesalahan sedikit dalam konstruksi masih bisa diperbaiki.

Meskipun dari aspek struktur Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek mampu untuk menahan kendaraan bertonase besar seperti golongn IV dan V nmun akan dilakukan pembatasan kendaraan. "Yang boleh melintas hanya golongna datu dan dua yang bertonase ringan," tutur Basuki. 

Dia memastikan hal tersebut harus dilakukan terkait management lalu lintas. Saat masuk jalan tol yang menanjak, lanjut Basuki, kendaraan besar akan melambat dan menimbulkan antrean sehingga terjadi kemacetan. 

Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan tarif Tol Layang Jakarta-Cikampek masih dalam tahap pembahasan. "Apakah tarifnya akan terintegrasi dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek existing sehingga tidak membutuhkan gerbang tol tersendiri atau akan berbeda sehingga dibutuhkan gerbag tol sendiri," ungkap Danang. 

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk masih terus menggarap pengerjaan Tol Layang Jakarta-Cikampek. Direktur Operasi II Waskita Karya Bambang Rianto mengatakan tol tersebut ditargetkan beroperasi saat  masa mudik Natal dan Tahun Baru 2019. 

"Progres kami (pengerjaan Tol Layang Jakpek) 96,5 persen. Ditargetkan selesai akhir Oktober 2019," kata Bambang di kilometer 13 Tol Layang Japek arah Cikampek, Ahad (22/9). 

Direktur Operasi Jasa Marga Subakti Syukur memastikan daat musim mudik Natal dan Tahun Baru 2019, jalan Tol Layang Japek akan dioperasikan dengan tarif. "Minggu ini akan didiskusikan terus dengan Kementerian (PUPR) berkaitan dengan strategi lalu lintas berkaitan dengan pentarifan," ungkap Subakti. 

Tol Layang Japek merupakan ruas jalan tol yang membentang dari Cikunir hingga Karawang Barat dengan total panjang  36,4 kilometer. Jalan tol tersebut berfungsi untuk menambah kapasitas Jalan Tol Japek existing yang saat ini kerap mengalami kepadatan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement