REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Sulselbar mencatatkan laba bersih sebesar Rp 283,05 miliar pada semester pertama tahun ini. Pencapaian ini sejalan dengan membaiknya penyaluran kredit sebesar Rp 16,09 triliun atau tumbuh 13,55 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Direktur Utama Bank Sulselbar Andi Muhammad Rahmat mengatakan perusahaan berupaya melakukan transformasi bisnis dengan target menjadi Bank Devisa. Salah satu langkah yang dilakukan dengan menjalin kerja sama berbagai pihak.
"Kami terus meningkatkan pelayanan perbankan dengan konsisten dan mencetak pertumbuhan bisnis berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Rabu (25/9).
Menurutnya perusahaan telah mengajukan izin kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Bank Devisa. Adapun kelengkapan seluruh dokumen dan persyaratan telah dipenuhi dan diterima oleh OJK pada 12 Agustus 2019.
Bank devisa merupakan bank yang memperoleh izin untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. Adapun beberapa layanan yang dapat diberikan bank meliputi transfer ke luar negeri, jual beli valuta asing, transaksi ekspor dan impor, serta jasa-jasa valuta asing lainnya.
"Kami juga aktif melakukan kerja sama untuk meningkatkan penetrasi kepada nasabah ritel. Saat ini perusahaan tengah berupaya merampungkan kerja sama dengan PT Dompet Anak Bangsa selaku penyelengara Gopay," jelasnya.
Andi menambahkan perusahaan juga berupaya meningkatkan bisnis secara berkelanjutan. Tercatat penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 17,36 triliun atau naik 14,36 persen pada Juni 2019.
Sementara rasio dana murah (CASA) per Juni 2019 tercatat naik 765 basis poin menjadi 68,78 persen. Alhasil, Bank Sulselbar meraih penghargaan The Best Performance Bank dalam kategori Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam Bisnis Indonesia Financial Award 2019
“Bank Sulselbar dinilai menjadi bank daerah terbaik dalam transformasi kelembagaan,” ucapnya.
Dari sisi aset, Bank Sulselbar mencatatkan pertumbuhan 24,53 persen menjadi Rp 25,6 triliun atau berkontribusi sebesar 17 persen dari total aset perbankan di Sulawesi Selatan pada semester satu 2019.