REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNM IM) bakal meluncurkan aplikasi daring untuk berinvestasi di reksa dana. Pembuatan aplikasi untuk memperbanyak investor ritel atau individu masyarakat.
Direktur Utama PNM IM, Bambang Siswaji, mengatakan, pengembangan aplikasi tersebut tengah masuk tahap pengajuan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Diharapkan perizinan bisa tuntas pada tahun ini agar dapat segera beroperasi secara penuh.
Ia menuturkan, lewat aplikasi daring yang bisa diakses dari ponsel, masyarakat dapat berinvestasi mulai dari Rp 10 ribu. Rendahnya limit investasi diharapkan bisa menarik sebanyak-banyaknya minat masyarakat untuk berinvestasi, terutama kaum milenial.
"Kemudahan ini sejalan dengan program inklusi keuangan pemerintah. Ini bagus untuk milenial sampai ibu-ibu karena tidak rumit," kata Bambang kepada wartawan di Jakarta, Kamis (26/9).
Sejauh ini, ia mengatakan, jumlah investor PNM IM baru mencapai 1.500. Namun, dari jumlah itu mayoritas sekitar 95 persen didominasi oleh investor perusahaan kelas kakap. PNM IM ingin memperbanyak investor ritel untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berinvestasi di pasar keuangan.
Menurut Bambang, banyak keuntungan dalam berinvestasi pada reksa dana online. Selain efisien dari segi waktu, pembelian maupun penujualan juga bebas biaya. Karena itu perseroan yakin penggunaan teknologi digital yang makin masif dapat membantu PNM IM membesarkan volume investasi.
"Yang jelas, digital environment makin matang. Selain kita akan bermitra dengan platform online, kita juga bangun sendiri supaya reksa dana bisa lebih menjangkau masyarakat," ujarnya.
Sebagai informasi, total pendapatan usaha PNM IM per Agustus 2019 mencapai Rp 31,12 miliar, naik 47,8 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 45,98 miliar. Dari total pendapatan itu, PNM IM berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 10,24 miliar, tumbuh 26,4 persen dibanding posisi Agustus 2018 sebesar Rp 8,1 miliar.