Sabtu 28 Sep 2019 00:03 WIB

BPOM Sebut Temuan Kosmetik Ilegal Capai Rp 31 Miliar

Kesadaran masyarakat untuk memilih dan menggunakan kosmetik yang aman masih kurang.

Kepala Badan POM RI, Penny Kusumastuti Lukito, menunjukkan barang bukti kosmetik ilegal hasil penindakan dan penertiban Obat dan Makanan.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Kepala Badan POM RI, Penny Kusumastuti Lukito, menunjukkan barang bukti kosmetik ilegal hasil penindakan dan penertiban Obat dan Makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan nilai keekonomian temuan kosmetik ilegal masih tinggi. Hingga bulan Agustus 2019 BPOM mencatat jumlah temuan kosmetik ilegal mencapai Rp 31 miliar.

"Sementara tahun 2018 lalu, dari total temuan obat dan makanan ilegal mencapai Rp 164 miliar, sebesar Rp125 miliar di antaranya adalah temuan kosmetik ilegal," ujar Kepala BPOM,Penny K Lukito, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (28/9).

Baca Juga

Dia menambahkan tingginya angka temuan kosmetik ilegal itu secara tidak langsung menunjukkan adanya permintaan yang tinggi di masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya menggandeng sejumlah artis untuk memberikan edukasi pada masyarakat.

“Para artis dipilih karena mereka sering mempromosikan produk kosmetik tertentu, yang menjadi acuan masyarakat dalam memilih kosmetik," kata dia.

Menurut dia, pertumbuhan industri dan peredaran kosmetik di Indonesia menjadi perhatian khusus BPOM. Masih maraknya temuan kosmetik ilegal di masyarakat menunjukkan masih kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memilih dan menggunakan kosmetik yang aman.

Padahal, lanjut dia, makin gencarnya promosi produk kosmetik ditambah dengan makin banyaknya artis yang turut mempromosikan produk kosmetik, belum diimbangi dengan tingkat pengetahuan dari kepedulian masyarakat tentang kosmetik yang aman.

"Pada dasarnya BPOM tidak melarang artis untuk mempromosikan produk kosmetik tertentu. Namun sebelumnya, pastikan bahwa produk yang akan dipromosikan adalah produk yang telah memiliki nomor notifikasi dari BPOM. Teliti apakah produk tersebut telah memenuhi standar BPOM," jelas dia lagi.

Menurut dia, apa yang dipilih dan digunakan public figure seringkali menjadi tren di masyarakat.

Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk hanya memilih dan menggunakan kosmetik yang aman dan lebih teliti serta selektif, terutama saat membeli kosmetik secara daring.

Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf memuji langkah BPOM dan mengedukasi kalangan artis dan publik secara luas untuk melakukan promosi hanya untuk produk kosmetik yang legal.

“Kita tahu bersama, tidak semua pelaku usaha itu legal. Ada juga yang ‘nakal’. Karena itu, penting bagi Badan POM melakukan edukasi secara terus-menerus,” kata Dede.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement