Sabtu 28 Sep 2019 16:30 WIB

Industri Modifikasi Harus Utamakan Keselamatan

Kemenperin tidak akan memberikan peraturan yang ketat industri modifikasi.

Salah satu mobil modifikasi yang dihadirkan HPM dalam ajang IMX 2019
Foto: HPM
Salah satu mobil modifikasi yang dihadirkan HPM dalam ajang IMX 2019

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Republik Indonesia Airlangga Hartarto mendukung penuh industri modifikasi otomotif Tanah Air selama tetap mengutamakan faktor keamanan bagi para pengendara kendaraan-kendaraan modifikasi.

"Modifikasi, yang penting itu faktor keamanannya. Jadi selama dia tidak ekstrim, tidak masalah. Kami lepaskan saja, jangan semua diatur juga," kata Menperin Airlangga Hartarto dalam pembukaan Indonesia Modification Expo (IMX) di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (28/9).

Kemenperin, menurut Airlangga, tidak akan memberikan peraturan yang ketat terhadap proyek-proyek modifikasi. Dia menekankan pelaku modifikasi harus tetap memperhatikan masalah keamanan pengguna dalam setiap proyek mereka.

"Selama dia masih memperhitungkan faktor keamanan, dan dalam desain itu memperkuat aerodinamis. Jadi, jangan ada tambahan aja kalau mengganggu aerodinamis. Itu akan mempengaruhi faktor keamanan," ujar Airlangga.

Kemenperin menilai peluang industri modifikasi untuk melakukan ekspor sangat besar menyusul industri perakitan dan modifikasi di Indonesia sudah memiliki sejumlah nama seperti KARMA Bodykit dan Garuda Bodykit.

"Itu kan bisnis modifikasi, dan di dunia juga ada. Di Indonesia, ada beberapa merek yang dijual ke ekspor dan antusiasme dari asosiasi sejenis juga ada dari Jepang yang ikut dalam modifikasi di sini. Itu sangat baik. Dan selain baik, itu juga menciptakan nilai ekonomis," katanya.

Indonesia Modification Expo (IMX) 2019 berlangsung di Balai Kartini, Jakarta, selama dua hari yakni 28-29 September. Pameran modifikasi dan suku cadang itu menyuguhkan berbagai produk seperti busi, karpet mobil, sticker, car cover, lampu, audio, velg, air suspension, kaca film, body kit, sampai car detailing

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement