REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat adanya tambahan satu korban jiwa akibat gempa Maluku berkekuatan 6,5 Skala Richter (SR). Tambahan satu orang meninggal diidentifikasi di Kabupaten Seram Bagian Barat.
Berdasarkan data BPBD Provinsi Maluku hina Senin (30/9), total 31 korban meninggal akibat gempa tersebut. Sedangkan, pengungsi sementara di Kota Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat berjumlah 136.030 jiwa.
"Sementara korban luka berjumlah 179 jiwa," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (30/9).
Dia mengungkapkan, selain mengakibatkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur dialami lintas sektor. Dia mengatakan, sektor pemukiman, rumah rusak mencapai 2.675 unit, bangunan kesehatan 2, pendidikan 20, kantor pemerintah 8 dan tempat ibadah 25.
Agus mengungkapkan, BPBD Provinsi Maluku menetapkan Surat Keputusan NoNomor 203 Tahun 2019 tentang Status Tanggap Darurat Bencana Provinsi Maluku memasuki hari kelima peristiwa. Status ini berlaku mulai dari 26 September hingga 9 Oktober 2019.
Agus mengatakan, ketiga wilayah administrasi terdampak, Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat. Sebelumnya, dia melanjutkan, pemerintah setempat juga telah menetapkan status dengan durasi waktu yang sama.
Sementara, Agus mengatakan, pemerintah dengan dukungan berbagai pihak masih terus melakukan upaya penanganan darurat. Sia mengatakan, bantuan logistik dilakukan kepada warga terdampak. Mereka yang masih mengungsi sebagian besar masih merasa khawatir dengan adanya gempa susulan.