REPUBLIKA.CO.ID, NAPOLI -- Di antara kepungan para pemain Napoli, Mario Balotelli melompat dan menyongsong bola hasil sepak pojok yang dilepaskan Sandro Tonalli. Sepersekian detik kemudian, bola meluncur deras ke dalam gawang Napoli tanpa bisa dihalau kiper David Ospina.
Gol pada menit ke-67 ini menjadi satu-satunya gol balasan Brescia usai tertinggal dua gol dari i Partenopei dalam laga yang digelar di Stadion San Paolo pada giornata keenam Serie A Liga Italia, Ahad (29/9) dini hari WIB, tersebut.
Gol sundulan Balotelli itu sekaligus menjadi gol terakhir yang tercipta di laga tersebut dan Bresica akhirnya pulang ke Lombardi tanpa membawa satu poin pun dari lawatan ke Napoli tersebut. Namun, bukan berarti Brescia pulang tanpa membawa kesan apapun, terutama buat satu-satunya pencetak gol La Leonessa di laga tersebut.
Buat Balotelli, gol ini seolah menjadi pernyataan kembalinya Balotelli ke Serie A. Ini menjadi gol perdana penyerang berusia 29 tahun itu di kancah Serie A sejak 1468 hari, atau selama lebih dari empat tahun. Terakhir kali Balotelli mencetak gol di Liga Italia adalah kala memperkuat AC Milan, sebagai pemain pinjaman dari Liverpool, pada musim 2015/2016.
Pada saat itu, Balotelli membuka kemenangan Milan atas Udinese, 3-2, pertengahan September 2015 silam. Gol itu pun tercatat menjadi satu-satunya gol yang dicetak Balotelli dalam 20 penampilan bersama Milan di kancah Serie A pada saat itu. Kini, setelah 1.468 hari setelah gol tersebut, dan usai petualangan selama empat tahun di Liga Prancis, Balotelli akhirnya kembali menunjukkan tajinya di kancah Liga Italia.
Pada awal musim ini, setelah tidak menemui kata sepakat terkait perpanjangan kontrak dengan Marseille, Balotelli memilih kembali ke Italia. Terlepas dari janjinya untuk tidak merumput di Italia sebelum rasisme di Italia hilang, Balotelli akhirnya kembali tampil di kompetisi tertinggi antarklub Italia tersebut.
Menerima tawaran Brescia adalah hal yang mudah buat eks penyerang Inter Milan tersebut. Ada alasan sentimentil yang mendasari Balotelli menerima pinangan Brescia. Di Provinsi Lombardy, wilayah asal Brescia, Balotelli menghabiskan masa kecilnya dan mengawali kariernya sebagai pesepak bola profesional.
''Saat tawaran dari Brescia datang, saya tidak berpikir dua kali. Di sanalah rumah saya. Tidak ada rasa takut untuk gagal, dan saya harap, saya bisa membantu tim ini untuk tumbuh,'' ujar Balotelli saat pertama kali diperkenalkan sebagai pemain anyar Brescia, pertengahan Agustus lalu.
Kendati begitu, target Balotelli bukan hanya membantu La Leonessa bertahan di Serie A pada musim ini, tapi juga bisa kembali mengenakan seragam timnas Italia. Pada Mei 2018, Balotelli tampil memperkuat Gli Azzurri, tepatnya di laga persahabatan kontra Arab Saudi, setelah absen selama empat tahun dari La Nazionale.
Namun, sejak saat itu, Balotelli kembali absen dari La Nazionale, termasuk saat Gli Azzurri melakoni kompetisi UEFA Nations League dan fase kualifikasi Piala Eropa 2020.
Target personal itulah yang menjadi motivasi utama Balotelli untuk bisa kembali menampilkan performa terbaiknya, seperti saat mengantarkan Inter Milan meraih treble winners pada musim 2009/2010 silam atau kala mencetak 30 gol dari 80 penampilan di semua ajang bersama Manchester City selama tiga musim.
Pelatih Brescia, Eugene Corini, pun mengakui motivasi besar yang dimiliki peraih penghargaan pemain muda terbaik FIFA pada 2010 tersebut. Motivasi ini, kata Corini, mendorong Balotelli untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya, yang akhirnya bisa berimbas pada raihan hasil Brescia secara keseluruhan.
''Dia datang ke tim ini dengan motivasi yang tepat dan sangat besar. Dia memiliki kualitas tak terbatas dan memiliki potensi yang lebih besar buat tim ini,'' kata Corini seusai laga kontra Napoli, seperti dikutip La Republicca, awal pekan ini.