Selasa 01 Oct 2019 18:53 WIB

Komunitas Batik-Kemendikbud Gelar Perayaan Hari Batik

Komunitas-Kemendikbut rayakan satu dasawarsa batik sebagai Warisan tak Benda UNESCO.

Sejumlah turis asing asal Republik Ceko praktek membuat batik di Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (20/3/2019).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Sejumlah turis asing asal Republik Ceko praktek membuat batik di Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (20/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas batik Penida Wastra Persada, Aruna Chakra Kinarya, dan Yayasan Tjanting Batik Nusantara bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menggelar perayaan satu dasawarsa ditetapkannya batik sebagai warisan tak benda oleh UNESCO. Perayaan yang mengusung tema “Batik, Khazanah Peradaban" rencananya digelar di halaman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Rabu (2/10) pukul 19.00 WIB.

"Batik tidak hanya tentang motif indah dan bermakna saja tapi batik juga penanda zaman," kata Direktur Warisan Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nadjamuddin Ramly di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Dia mengatakan, batik saat ini sudah dikenal secara luas. Anak-anak muda yang pada awalnya malu menggunakan batik karena dianggap identik dengan pakaian orang tua, kini kembali bangga mengenakannya untuk pakaian seharian.

Pegiat batik dari Penida Wastra Persada Aditya Yusma mengatakan, perkembangan batik saat ini sudah sangat luar biasa. Menurutnya, itu ditandai dengan hadirnya berbagai motif batik dengan warna-warna yang indah.

"Namun, yang masih luput ialah bagaimana pengrajin batik di bagian hulu yang tidak tersentuh dengan hiruk pikuk batik saat ini, bergerak," kata dia.

Oleh sebab itu, melalui kegiatan perayaan hari batik nasional, mereka akan mengangkat permasalahan-permasalahan yang ada dalam dunia batik. Rencananya, kegiatan Perayaan Hari Batik Nasional ini akan dihadiri 400 udangan, termasuk seluruh perwakilan duta besar yang ada di Jakarta.

Acara diawali cucuk lampah yang diperankan oleh model yang memakai busana batik. Seluruh rangkaian kegiatan Perayaan Hari Batik akan dikemas dalam sebuah drama musikal yang menampilkan tokoh-tokoh yang dekat dengan dunia batik, yaitu Canting, Malam, dan Mas Print.

Drama tersebut menggambarkan bagaimana kehidupan Batik akan hilang apabila pemerintah dan komunitas tidak memerhatikan masalah-masalah ini. Drama musikal ini disutradarai oleh Aditya Yusma dan penata musik Dwiki Dharmawan.

"Batik telah menjadi tamu kehormatan di negara Iain, sudah sepantasnya Indonesia menjadi tuan rumah bagi batik itu sendiri," kata dia.

Tepat sepuluh tahun yang lalu, pada 2 Oktober, bertempat dl Abu Dabhi, Uni Emirat Arab, batik ditetapkan untuk masuk ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO. Melalui sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage UNESCO, batik menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia ketiga setelah sebelumnya keris dan wayang masuk ke dalam daftar ICH UNESCO.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement