Kamis 03 Oct 2019 04:00 WIB

Indonesia Miliki Ribuan Lubang Tikus Penyelundupan Narkoba

BNN bersinergi untuk mencegah penyelundupan narkoba lewat jalur tikus.

Rep: Djoko Suceno/ Red: Dwi Murdaningsih
Anggota Satnarkoba melakukan persiapan pemusnahan ganja kering di Polres Lhokseumawe, Aceh, Jumat (27/9/2019).
Foto: Antara/Rahmad
Anggota Satnarkoba melakukan persiapan pemusnahan ganja kering di Polres Lhokseumawe, Aceh, Jumat (27/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala BNN RI, Komjen Pol Heru Winarko, mengatakan, Indonesia masih memilili banyak lubang tikus jalur penyelundupan narkotika. Sebagian besar jalur tikus itu berada di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

"Di perairan kita masih banyak pintu masuk. Ada ribuan lubang tikus jalur penyelundupan," kata dia dalam Stadium General KU-4078 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu (2/10).

Baca Juga

Heru mengatakan, di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) ada sebanyak 1.400 lubang tikus jalur penyelundupan narkotika. Lubang tikus itu, kata dia, sebagian besar ada di wilayah perairan.

Jalur tersebut, kata dia, banyak digunakan oleh para sindikat narkotika memasukan barang terlarang ke Indonesia. Jalur tersebur, imbuh dia, biasanya menjalur jalur masuk narkotika dengan menggunakan perahu kecil bermesin.

Selain di Kaltara, lanjut Heru, jalur tikus juga ada di wilayah Provinsi Riau. Di wilayah ini, kata dia, jumlah lubang tikus sebanyak 84. Seperti halnya di Kaltara, kata dia, jalur tikus di Riau juga berada di wilayah perairan. Ia mengatakan, jalur tikus juga ditemukan di sejumlah daerah lainnya.

"Daerah lainnya juga memiliki jalur penyelundupan melalui laut. Kemarim saya ke Garut juga ada laporan jalur penyelundupan melalui laut," kata dia.

Jalur penyelundupan tersebut, sambung Heru harus ditangani. Karena itu BNN RI melakukan kerjasama dengan semua pihak untuk mengantisipasi penyelundupan lewat jalur tikus tersebut. Ia mengatakan, kerjasama tersebut antarablaun dengan Pelindo, Angkasapura, Baninsa (TNI AD), Bhaninkamtibmas (Polri), aparat desa, hingga RT dan RW.

"Keberadaan mereka kita manfaatkan untuk menutupi lubang-lubang penyelundupan narkotika," imbuh dia.

Selain iru, sambung Heru, pihaknya juga melakukan kerjasma dengan negara tetangga seperri Malaysia dan Australia. Kerjasama ini, imbuh dia, sudah dilakukan. Ia menyebutkan kerjasama dengan Malaysia terua diringkatkan untuj mencegah masuknya narkotika ke Indonesia melalui jalur laut.

"Dengan Malaysia dan Australia kita sudah lama menjalni kerjasama," ucap dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement