REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Abdullah bin Abdul Muthalib yakni ayah Rasulullah SAW nyaris hendak dikorbankan karena adanya nazar sang ayah. Sebelum Abdullah lahir, Abdul Muthalib bernazar bahwa jika dirinya dikaruniai anak laki-laki kesepuluh maka dia akan mengorbankannya. Allah SWT pun mengaruniakan pada istrinya anak kesepuluh itu.
Berdasarkan sejumlah riwayat menyebutkan Abdul Mutalib kemudian menyampaikan nazarnya itu kepada orang-orang Quraisy. Namun Abdul Muthalib sangat mencintai bayinya itu.
Dalam Tarikh ath-Thabrani yang dikutip Syekh Shafiyurrahman al-Mubarakfury dalam ar-Rahiq al-Makhtum menjelaskan bahwa Abdul Muthalib kemudian melakukan undian untuk memilih antara Abdullah atau unta yang akan dikorbankan.
Sewaktu diundi ternyata nama yang keluar adalah Abdullah. Upaya mengorbankan Abdullah pun dicegah oleh paman-pamannya dari Bani Makhzum. Abdul Muthalib meminta saran tentang nazarnya itu.
Abdul Muthalib pun disarankan untuk mengundi kembali antara Abdullah dengan sepuluh ekor unta. Jika undian yang keluar adalah nama Abdullah, maka undian diulang dengan menambahkan 10 unta lagi dan seterusnya hingga Allah SWT meridhai pengorbanan Abdul Muthalib.
Setelah mencapai seratus ekor unta sebagai pengganti nazar, undian pun baru jatuh pada unta. Segera Abdul Muthalib menyembelih unta-unta itu lalu meninggalkannya.
Syekh Shafiyurrahman menuliskan bila terjadi pembunuhan di antara suku Quraisy, tradisi yang berlaku adalah satu nyawa ditebus dengan sepuluh ekor unta. Namun sejak saat itu, aturannya berubah menjadi seratus ekor unta per kepala.
Terkait nazar Abdul Muthalib yang hendak mengorbankan Abdullah dapat dipahami dari hadits Nabi Muhammad “Aku adalah anak dari dua kurban” yang dimaksud adalah Nabi Ismail dan ayahnya yakni Abdullah.