REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyatakan, Gerindra tidak mengincar posisi menteri tertentu dalam kabinet 2019 - 2024. Meskipun, ia mengakui, ada pembicaraan soal antara Gerindra dan Istana soal portofolio kabinet. .
"Kami sebenarnya tidak mengincar posisi-posisi dalam jabatan tertentu. Ketika kami ditawarkan untuk membantu pemerintah, kami juga menawarkan konsep ke pemerintah," kata. Dasco saat dikonfirmasi di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Selasa (8/10).
Dalam beberapa waktu belakangan, Gerindra dikaitkan dengan menteri pertanian dan menteri pertahanan. Namun Dasco tak membenarkan isu tersebut.
Kendati tak mengincar kursi menteri tertentu, Gerindra mengemukakan konsep yang ditawarkan ke Pemerintahan Joko Widodo. Konsep itu terkait ketahanan pangan, energi, keamanan dan ekonomi.
"Nah ketika pemerintah setuju, mana yang dia setujui, bidangnya apa, kalau sudah ketemu bidang baru kita ngomong orang. Nah jadi kalau dari awal incar ini itu, kayaknya enggak deh," ucap Wakil Ketua DPR RI itu.
Gerindra pun tetap menyerahkan pada Jokowi soal portofolio kabinetnya sebagai hak prerogatif presiden. Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani mengakui adanya pembicaraan soal portofolio menteri antara Prabowo Subianto dan pihak Istana. Pembicaraan itu seputar kemungkinan Gerindra bergabung dengan koalisi pemerintahan.
"Pembicaraan itu memang ada dan kita tidak bisa pungkiri bahwa ada pembicaraan, ada pemikiran di sekitar istana untuk itu. Sekali lagi kita tidak serta merta menerima tawaran itu," kata Ahmad Muzani di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Senin (7/10).
Muzani mengatakan, Gerindra menyadari posisinya di Pemilu 2019 sebagai lawan utama Joko Widodo dan koalisi. Menurut dia, Prabowo pun belum mengajukan secara rinci posisi yang diajukan bila diajak berkoalisi.
Muzani juga membantah adanya informasi dari Wakil Ketua Gerindra Arief Poyuono yang menyebut Prabowo meminta tiga menteri pada koalisi. Pada dasarnya, Muzani mengklaim, Gerindra hanya ingin berkontribusi dalam posisi yang bisa membuat Gerindra 'mencicil janji kampanyenya' pada masyarakat.
"Jadi Pak Prabowo tidak gede rumongso atau tidak menggeret - geret, beliau masih menunggu proses ini sebagai sebuah cara kita kelola negara bila kita ditawari dan itu betul-betul jadi tugas negara," ujar dia.