Senin 14 Oct 2019 19:21 WIB

Pemerintah Ingin Rebut Pasar Mainan Anak Amerika dari Cina

Pemerintah sedang menghitung potensi peluang ekspor mainan anak ke Amerika Serikat..

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Calon pembeli memilih mainan di toko kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/7). Badan Pusat Statistik mencatat impor plastik dan barang dari plastik pada Juli 2018 mencapai 509,6 juta dolar AS.
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Calon pembeli memilih mainan di toko kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/7). Badan Pusat Statistik mencatat impor plastik dan barang dari plastik pada Juli 2018 mencapai 509,6 juta dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berkeinginan merebut pasar mainan anak di Amerika Serikat (AS) dari Cina. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengatakan perang dagang antara AS dan Cina memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk mengisi pasar mainan anak di AS yang sebelumnya dikuasai Cina. 

"Industri mainan anak itu salah satu komoditas yang bisa kita rebut pasarnya dari Cina," ujar Gati di Balai Kartini, Jakarta, Senin (14/10).

Saat ini, kata Gati, pemerintah sedang menghitung potensi peluang ekspor mainan anak ke AS. Gati menyebut, mainan anak yang memiliki peluang besar untuk diekspor ke AS adalah boneka. Kata dia, produk mainan anak Indonesia memiliki kualitas yang baik asalkan ditopang dengan bahan baku yang memadai.

"(Kompetitor) ya Thailand, tapi kita nggak usah takut, mainan kita lebih bagus," ucap Gati.

Meski begitu, kata Gati, persoalan utama peningkatan produksi mainan anak yang berkualitas masih berada di sektor bahan baku, di mana masih didominasi impor.

"Mainan anak bahan bakunya masih impor, itu yang masih jadi masalah," lanjut Gati.

Menurut Gati, solusi utama dari bahan baku yang belum tersedia ialah dengan mengundang investor masuk untuk berinvestasi dalam sektor bahan baku mainan anak di Indonesia.

"Kita targetkan (ekspor mainan ke AS) secepatnya, kalau nggak diambil orang," kata Gati menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement