REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan calon wakil presiden Sandiaga Uno mengaku siap memberikan masukan dari luar pemerintahan secara objektif dan konstruktif bagi kebaikan bangsa dan negara. Ia yakin masukkan dari luar pemerintahan masih sangat dibutuhkan agar Indonesia bisa mengejar ketertinggalan.
"Saya bersedia untuk memberikan masukan dari luar pemerintahan menyampaikan hal-hal yang seperti 'pil pahit'," kata Sandiaga usai menerima kunjungan Pimpinan MPR RI, di kediamannya, Jakarta, Senin.
Sandiaga menilai, kalau masukan diberikan dari dalam pemerintahan, dikhawatirkan menggunakan prinsip Asal Bapak Senang (ABS). Karena itu masukan kepada pemerintah harus disampaikan dalam semangat kebersamaan.
Dia enggan menegaskan apakah pernyataannya itu sebagai penegasannya menolak menjadi salah satu menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf. "Kalau urusan menteri, itu hak prerogatif presiden. Lalu bagaimana koalisi, silakan para ketua umum partai melihatnya," ujarnya.
Sandiaga mengaku belum ada pembicaraan terkait apakah ia menjadi menteri atau tidak, karena itu masih dianggapnya terlalu jauh. Namun dia menilai dirinya merasa perlu ada kewajiban untuk menyampaikan kritikan secara konstruktif namun bersahabat dan selalu dalam prinsip kedewasaan dan keakraban.
"Ini demi kemajuan bangsa Indonesia mengejar ketertinggalan, pengangguran kita ada di nomor dua terburuk di ASEAN, penciptaan lapangan kerja belum maksimal. Sementara itu Vietnam meraup untung dengan adanya perang dagang antara China dan Amerika Serikat," katanya.