Selasa 15 Oct 2019 11:53 WIB

Hujan Ancam Upaya Penyelamatan Korban Topan Hagibis Jepang

Korban jiwa akibat Topan Hagibis di Jepang menembus 58 orang.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Permukiman terendam banjir akibat Topan Hagibis di Koriyama, Prefektur Fukushima, Jepang, Ahad (13/10).
Foto: Kyodo News via AP
Permukiman terendam banjir akibat Topan Hagibis di Koriyama, Prefektur Fukushima, Jepang, Ahad (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Hujan di Jepang pada Senin (14/10) malam waktu setempat mengancam akan menghambat upaya puluhan ribu tim penyelamat yang berupaya mencari korban selamat menyusul Topan Hagibis di wilayah Jepang Timur dan Barat Sabtu lalu. Hingga kini jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor yang dibawa topan di berbagai wilayah Jepang mencapai 58 orang.

Penyelamatan yang berlanjut hingga malam Senin waktu setempat berisiko gagal karena hujan yang turun di daerah Jepang bagian tengah dan timur. "Saya ingin meminta orang untuk tetap waspada sepenuhnya dan terus mengawasi tanah longsor dan banjir sungai," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga dalam konferensi pers dilansir DTI News, Selasa (15/10).

Baca Juga

Pemerintah memberikan jumlah korban jiwa yang lebih rendah, tetapi masih terus memperbaharui informasinya. NHK News mencatat 14 orang masih dinyatakan hilang, serta lebih dari 210 orang terluka selama bencana alam ini. Para pejabat mengatakan, hingga 40 persen dari curah hujan tahunan tercatat hanya dalam satu atau dua hari di banyak daerah dalam dua hari terakhir.

Di Nagano, salah satu daerah yang paling terpukul oleh topan, para pejabatnya mengatakan mereka bekerja dengan hati-hati. "Kami khawatir tentang dampak hujan terbaru pada upaya penyelamatan dan pemulihan," kata pejabat setempat Hiroki Yamaguchi kepada AFP. "Kami akan melanjutkan operasi sambil mengawasi bencana sekunder akibat hujan saat ini," ujarnya.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, kini masih banyak orang masih belum ditemukan di daerah yang dilanda bencana. "Kami mencoba yang terbaik untuk mencari dan menyelamatkan mereka, dan bekerja siang dan malam," ujar Abe.

Abe juga berjanji untuk melakukan apapun yang bisa dilakukan negara bagi para korban dan warga yang selamat. Dia memerintahkan kementerian pertahanan untuk memanggil 1.000 pasukan cadangan untuk bergabung dengan 31 ribu pasukan aktif dalam operasi pencarian.

Topan Hagibis menyebabkan tanah longsor dan hujan deras sehingga lebih dari 100 sungai meluap, dan menyebabkan 21 tanggul sungai jebol. Lebih dari 10 ribu rumah terendam banjir. Kementerian Pertahanan, Infrastuktur, Transportasi, dan Pariwisata mengatakan, 37 sungai di Nagano, Fukushima, Ibaraki, dan tiga prefektur lainnya meluap.

Salah satunya adalah sungai Chikuma di Prefektur Nagano, barat laut Tokyo yang menyebabkan sleuruh jalan kota terendam air lumpur. Rumah-rumah di seluruh wilayah juga dibanjiri air hingga tiga meter. "Saya tidak tahu bagaimana cara menyap lumpur ini. Ini masalah nyata," kata salah seorang warga dikutip NHK News.

Sebanyak 73 rumah di tujuh prefektur termasuk Chiba hancur sementara 828 rumah di 20 prefektur, termasuk Tokyo dan Kanagawa, sebagian rusak. Sebuah jembatan kereta api runtuh ke sungai dan genangan air mengganggu layanan kereta api. Dipo perawatan untuk jalur kereta Hokuriku Shinkansen juga kebanjiran. East Japan Railway melaporkan 10 kereta dengan total 120 gerbong rusak karena ketinggian air yang naik sekitar empat meter di atas kereta.

Di Kota Tomioka utara Tokyo, tanah longsor menghanyutkan beberapa rumah dan menewaskan sedikitnya 4 orang. Banyak pengungsi tidak dapat kembali ke rumah mereka dan terus berlindung di lokasi evakuasi warga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement