REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham diprediksi akan semakin menggeliat di pemerintahan Joko Widodo jilid II. Berkaca pada kondisi pascapemilu 2014, selama lima tahun mendatang, pasar saham diproyeksi akan mengalami peningkatan.
"Dulu waktu pemilu 2014 naiknya cukup lumayan sampai 2019 ini. Kita bisa expect hal yang sama di tahun ini," kata Direktur Utama PT Avrist Asset Management, Hanif Mantiq, Jumat (18/10).
Target Indeks harga saham gabungan (IHSG) 2019 masih diproyeksi dapat menembus level 7.000. Hanif mengaku tidak dapat memastikan apakah target tersebut bisa tercapai hingga akhir tahun.
Meski demikian, jika dilihat trennya, periode November, Desember sampai Januari selalu ada kenaikan sekitar 10 persen. Dia optimistis kenaikan itu juga bisa terjadi pada periode yang sama tahun ini, apalagi setelah momen pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
Sebagai informasi, selama lima tahun pemerintahan Jokowi jilid I, laju IHSG mengalami kenaikan sekitar 24,66 persen. Aksi jual bersih asing tercatat Rp3.647,6 triliun dan aksi beli bersih asing mencapai Rp3.600,8 triliun.
Sementara itu, sepekan menjelang pelantikan Presiden Joko Widodo dsn Wakil Presiden Ma'ruf Amin, laju IHSG bergerak positif di zona hijau. Pada hari ini, IHSG dibuka menguat di level 6185,2 dari 6181,0 pada penutupan perdagangan kemarin.