Rabu 23 Oct 2019 09:50 WIB

Jokowi-Maruf Namai Kabinet Indonesia Maju

Susunan kabinet pemerintahan Jokowi-Maruf sudah diumumkan pagi ini.

Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin berpose bersama jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju, Rabu (23/10).
Foto: AP/Dita Alangkara
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin berpose bersama jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju, Rabu (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin menamakan kabinet yang dibentuknya dengan nama Kabinet Indonesia Maju. Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin mengumumkan susunan kabinetnya di Istana Merdeka Jakarta, Rabu pagi (23/10).

Presiden dan Wapres beserta para menteri dan pejabat setingkat menteri duduk di tangga Istana Merdeka. Mereka yang disebut nama dan posisinya langsung berdiri.

Baca Juga

Pada awal pengenalannya, Presiden Jokowi mengumumkan Menko Polhukam Machfud MD, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan.

Di akhir pengenalannya, Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah pesan kepada para pejabat jangan korupsi, ciptakan sistem yang menutup celah untuk korupsi.

"Tidak ada visi misi menteri, adanya visi misi presiden dan wapres," katanya.

Presiden juga meminta para menteri bekerja cepat, kerja keras, dan kerja produktif.

"Jangan terjebak rutinitas yang monoton, bekerja berorientasi hasil nyata," katanya.

Presiden juga minta para menteri selalu mengecek masalah di lapangan dan temukan solusinya.

"Semua harus serius dalam bekerja, saya pastikan yang nggak serius, nggak sungguh sungguh, hati-hati bisa saya copot di tengah jalan," katanya

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement