REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Masyarakat Nusa Tenggara Timur kecewa karena Susi Pudjiastuti yang sempat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan tidak masuk lagi dalam Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf.
Ansel K, seorang nelayan di Kota Kupang yang ditemui di tempat pendaratan ikan (TPI) Oeba, Rabu (23/10), mengakui bahwa mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti adalah menteri yang tegas dan keras.
"Sayang sekali beliau tidak masuk dalam struktur kabinetnya pak Jokowi kali ini, padahal beliau seorang Menteri yang kerjanya sangat bagus," katanya.
Sebagai nelayan, ia merasakan betul bagaimana kebijakan-kebijakan berdampak positif bagai nelayan, tidak hanya di wilayah NTT tetapi bagi hampir seluruh nelayan di Indonesia.
Ansel menambahkan kebijakan Menteri Susi soal menenggelamkan kapal-kapal asing yang mencuri ikan di Indonesia dinilai sangat berdampak bagi hasil tangkapan nelayan.
Ansel pun mengaku tak hanya ia yang kecewa dengan tak munculnya nama menteri nyentrik itu, beberapa rekan-rekan nelayan juga juga kecewa dengan hal tersebut.
"Sejak usai pelantikan memang teman-teman sudah berharap sekali Susi Pudjiastuti kembali menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, tetapi sampai dengan pengumuman Rabu pagi, namanya justru tak ada," tambah dia.
Selain itu, Muhammad Leo, seorang nelayan yang ditemui di Namosain juga mengaku kecewa dengan tidak masuknya Susi Pudjiastuti dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'rufAmin untuk periode 2019-2024.
"Kalau saya sendiri berharap agar menteri penganti Ibu Susibisa bekerja lebih baik lagi, dengan kebijakan-kebijakan barunya yang menolong nelayan di Indonesia, khususnya di NTT," tambah dia.
Dengan tidak munculnya nama Susi Pudjiastuti yang merupakan nama pemilik maskapai penerbangan Susi Air ini juga mendapat banyak sorotan dari warganet, baik di facebook, maupuntwitter.
Di medsos Twitter sendiri, misalnya, muncul tagar yang bertuliskan "we want Sus"i. Namun, nama SusiPudjiastuti akhirnya tetap tak masuk lagi dalam Kabinet Indonesia Maju, periode 2019-2024.