Kamis 24 Oct 2019 09:00 WIB

Posisi Menteri BUMN Harus dari Kalangan Profesional

Posisi menteri BUMN sebaiknya bukan dari partai.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno memberikan buku laporan kinerja kepada Menteri BUMN Erick Thohir pada acara serah terima jabatan di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (23/10).
Foto: Republika/Prayogi
Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno memberikan buku laporan kinerja kepada Menteri BUMN Erick Thohir pada acara serah terima jabatan di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai, posisi di pucuk pimpinan BUMN tak selayaknya diisi dari orang-orang yang berlatar belakang partai. Kementerian tersebut menurutnya harus diisi oleh kalangan profesional. 

Sebelum menjadi menteri, Erick Thohir memang dikenal sebagai pengusaha yang hobi di bidang olahraga. Hobinya itu juga dia salurkan dalam dunia usaha dengan membeli sejumlah klub olahraga di sektor basket dan sepak bola.

Baca Juga

"Seperti BUMN ini, mohon maaf, harus benar-benar dipercaya presiden dan tidak punya background partai," kata Erick di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (23/10). 

Meski demikian pihaknya tak mempermasalahkan kalangan yang berasal dari partai untuk bergabung dan berkontribusi di BUMN. Hal itu dengan catatan dapat memberikan nilai positif dan baik bagi kementerian tersebut. Erick menilai, kontribusi kalangan partai di BUMN harus terukur dan kinerjanya perlu profesional. 

Meski tak menginginkan posisi menteri BUMN diisi orang partai, Erick mengaku tak alergi dengan kalangan itu. Apalagi selama orang-orang partai dapat bersinergi dengan baik dengan kementerian yang dipimpinnya. 

"Asal win-win. Contohnya kalau kita berpartner dengan swasta dan asing, kalau kita rugi kan ngapain berpartner. Begitu juga dengan BUMN," ungkapnya. 

Erick resmi dilantik sebagai menteri, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10). Dia dikenal sebagai pengusaha nasional yang meraih gelar sarjananya dari Glendale University, Amerika Serikat. Erick kemudian melanjutkan program master untuk Bisnis Administrasi dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat pada 1993.

Keterlibatan Erick dalam binis media mulai terlihat dari rekam jejaknya yang terlibat di beberapa perusahaan. Antara lain PT Republika Media Mandiri, Jak TV, Gen FM, Delta FM, dan Female Radio. Erick juga pernah menjabat sebagai Ketua Komite Konten dan Industri dan Aplikasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).

Di luar media, pihaknya juga merambah bisnis olahraga dengan pernah menjadi pemilik klub Inter Milan di Liga Italia pada 2013. Dia juga dikenal sebagai Ketua Inasgoc dan sukses mengelola perhelatan Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang pada 2018.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement