REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam ath-Thabari termasuk ulama yang terbilang produktif dalam menulis. Adapun karya intelektual ath-Thabari tidak bisa dipastikan jumlahnya.
Namun, menurut Saiful Amin Ghofur dalam bukunya berjudul Profil Para Mufasir Alquran, berdasarkan riwayat dari Khatib al-Baghdadi yang diambil dari Ali bin Ubaidillah al-Lughawi asy-Syamsi, bahwa ath-Thabari sudah aktif menulis selama empat puluh tahun.
Setiap harinya ia mampu menulis sebanyak empat puluh halaman. Dengan demikian, diperkirakan selama kurun waktu empat puluh tahun itu ia telah menghasilkan sebanyak 1.768.000 lembar tulisan. Namun sayangnya, tidak semua karya ath-Thabari ini sampai ke tangan kita.
Karya-karyanya terutama yang mengulas mengenai bidang hukum lenyap bersamaan dengan lenyapnya mazhab Jaririyah. Di antara karyanya yang bisa terselamatkan adalah Jami al-Bayan Fi Tafsir Alquran yang dikenal dengan sebutan Tafsir ath-Thabari, dan Tarikh al-Umam wa al-Muluk yang dikenal dengan Tarikh ath-Thabari.
Selain itu, Imam ath-Thabari juga menulis Tahdzib al-Atsar wa at-Tafdhil ats-Tsabit; Ikhtilaf al-Ulama al-Amshar Fi Ahkam Syara’i al-Islam, yang lebih dikenal dengan Ikhtilaf al-Fuqaha; Dzail al-Mudzil; Lathif al-Qaul Fi Ahkam Syara’I al-Islam, yang merupakan kitab fikih mazhab Jaririyah; Adab al-Qudhah; Al-Musnad al-Mujarrad, Al-Qiraat wa Tanzil Alquran; Mukhtashar Manasik al-Hajj, Al-Mujiz fi al-Ushul, dan Musnad Ibnu ‘Abbas.