TASIKMALAYA, AYOBANDUNG.COM -- Perajin kain sutra di Kampung Karanganyar 2, Sabilulungan 3, Desa Cipondok, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, mengaku tengah mengalami kekurangan bahan baku. Padahal permintaan kain sutra hasil tangan warga Tasikmalaya ini di pasaran cukup tinggi.
AYO BACA : BPJS Belum Cair, RS SMC Tasikmalaya Tunggak Pembayaran Obat
Kondisi tersebut membuat para perajin tidak maksimal dalam memenuhi permintaan pasar. "Perajin sutra saat ini terkendala dengan bahan baku. Permintaan pasar cukup tinggi," kata Sekretaris Koperasi Petani Perajin Ulat Sutra (KOPPUS) Hendra Gunawan, Kamis (24/10/2019).
AYO BACA : Perahu Diterjang Ombak, Nelayan Sukabumi Hilang di Perairan Tasikmalaya
Hendra menambahkan, pada September ini, setidaknya ada 500 potong pesanan kain sutra dari berbagai daerah. Namun karena terbatasnya bahan baku, pesanan hanya bisa dipenuhi sebanyak 200 potong. Bahan baku berupa ulat sutra itu sulit didapatkan karena musim kemarau yang berkepanjangan.
“Kami juga kesulitan memenuhi permintaan, 300 potong itu akhirnya tidak bisa kami penuhi," tambah dia.
Meskipun bahan baku sulit, harga kain sutra yang dijual ke pasaran tidak berubah, mulai dari Rp750 ribu hingga Rp1,2 juta per potong. Sedangkan dari jenis katun harga yang ditetapkan mulai Rp400 ribu hingga Rp800 ribu.
“Omzet yang dihasilkan setiap bulannya bisa mencapai Rp150 juta. Biasanya kami kirim atau ada pesanan dari Bandung, Jakarta, Surabaya dan kota besar lainnya,” Paparnya.
AYO BACA : Tasikmalaya Gelar Pilkades Serentak di 211 Desa