Selasa 05 Nov 2019 10:43 WIB

Jerman: Ada Potensi Serangan Teroris Sayap Kanan Atas Muslim

Jerman mengakui potensi serangan sayap kanan untuk orang asing.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Salah satu sudut Kota Berlin, Jerman.
Foto: REUTERS/Fabrizio Bensch
Salah satu sudut Kota Berlin, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Jerman telah menyatakan keprihatinannya atas maraknya milisi ekstrimis sayap-kanan yang berasal dari warga negara di sana. 

Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Jerman, Steve Alter, mengakui ada potensi teroris sayap-kanan dalam kelompok-kelompok yang memproklamirkan diri tersebut yang bertindak main hakim sendiri. 

Baca Juga

Menurut Alter, milisi tersebut telah berupaya mengintimidasi warga asing dan lawan politik. Kelompok main hakim sendiri itu dilaporkan berusaha menakut-nakuti sebagian besar orang asing atau Muslim. 

Dilansir di Anadolu Agency, Selasa (5/11), tindakan intimidasi itu terutama terjadi di bagian timur Jerman, di mana partai-partai sayap kanan telah mendominasi pemilihan daerah selama beberapa tahun terakhir. 

Menurut informasi Kementerian Dalam Negeri, milisi warga sayap kanan memiliki perwakilan di hampir semua negara bagian di Jerman. Namun demikian, majalah Der Spiegel melaporkan, pemerintah Jerman sendiri tidak memberikan statistik tentang jumlah anggota kelompok tersebut.  

Dalam beberapa tahun terakhir, di Jerman sendiri terjadi peningkatan xenofobia (Ketakutan atau ketidaksukaan terhadap orang-orang dari negara lain atau asing) dan kebencian anti-migran. 

Hal itu dipicu oleh propaganda dari kelompok neo-Nazi dan partai sayap-kanan Islamophobic Alternative for Germany (AfD). Kekhawatiran akan kekerasan dari sayap-kanan Jerman itu muncul bulan lalu, saat seorang pria bersenjata menembak mati dua orang.

Salah satu korban penembakan terjadi di luar sinagog di kota Halle, Jerman timur. Sementara itu, pemerintah Jerman mengkonfirmasi bahwa itu adalah serangan dari teroris ekstremis sayap-kanan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement