REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis bekerja sama dengan Dinas Pendidikan melakukan sosialisasi terkait sekolah tangguh bencana ke sekolah-sekolah yang berada di daerah rawan bencana. Setidaknya terdapat tiga kecamatan yang akan menjadi sasaran program sosialisasi itu, yaitu Kecamatan Tambaksari, Panawangan, dan Banjaranyar.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ciamis, Soekiman mengatakan, dalam kegiatan itu, sekolah yang masing-masing diwakili oleh kepala sekolah dan seorang gutu diajarkan pemahaman penanggulangan sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana. Menurut dia, keselamatan para siswa di lingkungan sekolah merupakan tugas guru.
"Di sekolah kan banyak anak-anak. Jadi guru-gurunya harus disiapkan pemahaman terkait bencana," kata dia, di Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Selasa (5/11).
Ia mengingatkan, Kabupaten Ciamis merupakan salah satu wilayah yang memiliki kerawanan bencana yang tinggi. Tiga kecamatan yang berpotensi terjadi longsor tertinggi tak lain adalah Kecamatan Tambaksari, Panawangan, dan Banjaranyar.
"Makanya diberikan bekal kepada guru dan kepala sekolah di Kecamatan Tambaksari ini," kata dia.
Soekiman mengatakan, pihaknya juga sudah meminta Pusat Vulkanologis dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan pengkajian struktur tanah di tiga kecamatan tersebut, khususnya di fasilitas umum dan pendidikan. Ia mencontohkan, secara kasatmata tanah di Kecamatan Tambaksari didominasi oleh tanah liat, sehingga mudah retak saat musim kemarau dan rentan longsor ketika musim hujan.
Ia menambahkan, secara historis, bencana longsor cukup sering terjadi di Kecamatan Tambaksari. "Di Desa Kadupandak pernah juga relokasi penduduk pada 2015 akibat longsor. Beberapa KK (kepala keluarga) direlokasi," kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Endang Kuswana mengatakan, sosialisasi sekolah tangguh bencana merupakan bagian dari upaya menciptakan satuan pendidikan aman bencana. Dalam kegiatan itu, kepala sekolah dan guru yang mewakili sekolah diberi pemahaman mengenai penanggulangan pra, saat, dan pascabencana.
"Setiap sekolah SD dan SMP mesti ikut sosialisasi ini. Paling tidak diwakili kepala sekolah, guru, dan satu pengawas," kata dia.
Harapannya materi yang disampaikan oleh BPBD dapat diserap dan diimplementasikan di sekolah. Dengan begitu, sekolah yang berada di wilayah yang memiliki kerawanan bencana yang tinggi dapat menyiapkan langkah-langkah penanggulangan bencana.