Jumat 08 Nov 2019 14:18 WIB

Miliarder AS Pertimbangkan Nyapres demi Kalahkan Trump

Sebanyak 17 kandidat telah berlomba menantang Trump pada pemilihan 2020.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Mantan wali kota New York City Michael Bloomberg mempertimbangkan maju sebagai calon presiden menantang Donald Trump. Foto diambil pada 26 Februari 2019.
Foto: AP Photo/John Locher
Mantan wali kota New York City Michael Bloomberg mempertimbangkan maju sebagai calon presiden menantang Donald Trump. Foto diambil pada 26 Februari 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Miliarder AS Michael Bloomberg mempertimbangkan memasuki persaingan pencalonan presiden Partai Demokrat. Keputusan itu dibuat karena kekhawatiran tidak ada kandidat yang cukup baik untuk mengalahkan Donald Trump.

Mantan wali kota New York City itu harus mengajukan dokumen pekan ini untuk pemilihan presiden utama Demokrat di Alabama. Saat ini, sebanyak 17 kandidat telah berlomba menantang Trump yang akan kembali pada pemilihan 2020.

Baca Juga

Untuk saat ini, mantan wakil presiden Joe Biden, Senator Massachusetts Elizabeth Warren, dan Senator Vermont Bernie Sanders adalah kandidat terkuat dari Demokrat. Beberapa jajak pendapat baru-baru ini menyatakan Warren dan Sanders mungkin akan kalah melawan Trump dari Partai Republik jika memenangkan nominasi di Demokrat.

"Kita sekarang harus menyelesaikan pekerjaan dan memastikan Trump dikalahkan. Tetapi Mike semakin khawatir kemampuan calon saat ini tidak dalam posisi yang baik untuk melakukan itu," ujar juru bicara Bloomberg, dikutip dari BBC/, Jumat (8/11).

Politikus yang paling dekat dengan pandangan tengah Bloomberg adalah Joe Biden. Hanya saja dia memang tidak gencar melakukan kampanye untuk pencalonan presiden dari Demokrat.

"Saya mengerti, Bloomberg telah melakukan banyak pemungutan suara di negara-negara pemungutan suara awal seperti Iowa dan New Hampshire," ujar analis Jon Sopel.

Sopel menyatakan, pria berusia 77 tahun ini bukan kali pertama membuat langkah ragu-ragu untuk maju dalam pertarungan kandidat presiden. Hanya saja, di masa lalu dia mengesampingkan dirinya karena orang AS tidak akan memilih seorang miliarder pengusaha dari New York.

"Kekhawatiran itu tidak berlaku lagi," ujarnya.

Bloomberg adalah seorang bankir Wall Street, kemudian menemukan kerajaan penerbitan keuangan yang menyandang namanya. Dia dikenal sebagai dermawan karena telah menyumbangkan jutaan dolar untuk tujuan pendidikan, medis, dan lainnya.

Pertama terjun ke politik, Bloomberg masuk dalam Partai Demokrat. Kemudian dia justru bergabung menjadi Republikan untuk melancarkan kampanye dalam memenangkan kursi walikota New York City pada 2001.

Sosok Bloomberg pun melanjutkan pelayanan tiga periode sebagai wali kota hingga 2012. Setelah tidak menjabat, dia bergabung kembali dengan Partai Demokrat tahun lalu.

Dianggap sebagai Demokrat moderat, Bloomberg menyoroti perubahan iklim sebagai masalah utama. Namun, dia sempat menampik kemungkinan mencalonkan diri sebagai presiden pada awal tahun ini.

Bloomberg pun pendukung keuangan besar kelompok advokasi pengaturan senjata Everytown for Gun Safety. Dalam kelompok itu, dia dipandang memainkan peran utama dalam kemenangan besar bagi Demokrat di pemilihan negara bagian Virginia awal pekan ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement