REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moda Raya Terpadu (MRT) fase II yang menghubungkan Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Ancol Barat, akan mulai dibangun pada 2020 mendatang. PT Mass Rapid Transit (MRT) memperkirakan jika sudah beroperasi nanti ditargetkan bisa mengangkut 500 ribu penumpang perharinya.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar menuturkan, target jumlah penumpang tersebut cukup realistis karena cakupan MRT fase II ini lebih panjang, mulai dari Lebak Bulus sampai Ancol Barat.
"Alasannya 500 ribu penumpang karena coverage (cangkupan) nya besar dan lebih panjang yaitu dari Lebak Bulus Sampai Ancol Barat," ujarnya, Senin (11/11).
Selain itu, lanjut William, jalur fase II ini melewati kawasan padat penduduk, lokasi wisata dan pusat ekonomi bisnis. Pembangunan Fase II ini juga dinilai lebih rumit dibandingkan Fase I Lebak Bulus-Bundaran HI.
Meski tak sepanjang MRT Lebak Bulus-Bundaran HI yang memiliki rute sepanjang 15,7 kilometer dengan 13 stasiun, William menjelaskan, pembangunan MRT Fase II lebih rumit dan memiliki kendala lebih.
William Sabandar menjelaskan, Fase II MRT Bundaran HI-Jakarta Kota memiliki rute sepanjang 5,8 kilometer dengan tujuh stasiun yang semuanya berada di bawah tanah. Ketujuh stasiun bawah tanah tersebut yakni, Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.
"Alasan lainya, dari segi operasional, ketepatan waktu transportasi ini hampir 100 persen. Jadi sangat reliable (terjangkau) dan ini sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat," tuturnya, seraya menjelaskan bahwa proyek pembangunan MRT fase II ini prosesnya sudah masuk tahap lelang.
William menjelaskan, posisi sungai dalam rute MRT Fase II ini membuat pembangunan terowongan yang melewati kawasan Sawah Besar dan Mangga Besar dibangun bertingkat. Di kawasan ini, lanjutnya, kedalaman terowongan bisa mencapai lebih 30 meter di bawah permukaan tanah.
Persoalan lain adalah dalam MRT Fase II pembangunannya akan melewati kawasan di sekitar Kota Tua dengan banyak cagar budaya. Posisi bangunan cagar budaya akan dilewati MRT fase II. Karena itu PT MRT bekerjasama dengan dengan Badan Pelestarian Cagar Budaya untuk memastikan konstruksi yang kita bangun tidak merusak bangunan cagar budaya.