Hewan yang menyerupai perpaduan tikus dan rusa berhasil direkam di salah satu kawasan hutan di wilayah tenggara Vietnam. 'Tikus-rusa' ini tadinya diperkirakan sudah punah sejak terlihat terakhir kali pada tahun 1990-an.
Para peneliti yang bekerja di kawasan hutan dataran rendah di Nha Trang, Vietnam, berhasil mengambil rekaman foto hewan bernama latin Trugalus versicolor ini untuk pertama kalinya sejak diperkirakan punah.
Menurut laporan penemuan ini yang dirilis hari Selasa (12/11/2019) dalam Jurnal Nature, kepunahan tikus-rusa sebelumnya dikhawatirkan terjadi akibat pembukaan lahan dan perburuan liar di habitat hewan ini.
Sebelum adanya rekaman video dan foto-foto ini, keberadaan tikus-rusa hanya diketahui dari beberapa bangkai spesies ini dan dari cerita warga setempat.
Hewan dengan ukuran tubuh yang kecil ini memiliki bulu berwarna keperakan di bagian kepala hingga kaki depan. Mirip sekali dengan rusa kecil.
Namun bulu di bagian tubuh lainnya dari punggung hingga kaki belakang mirip dengan tikus hutan.
International Union for Conservation of Nature mencatat status konservasi untuk hewan ini sebagai "kurang data". Artinya, informasi tentang keberadaannya sangat minim.
Awalnya, para peneliti menduga keberadaan tikus-rusa pada salah satu kawasan hutan di dekat Nha Trang, setelah mewawancarai warga setempat yang melaporkan adanya kawanan hewan mirip rusa kecil dengan bulu punggung abu-abu.
Para peneliti pun memasang kamera CCTV dilengkapi sensor yang dipicu oleh gerakan di tiga lokasi pada awal tahun 2018. Ketika mereka kembali untuk memeriksa CCTV tersebut pada bulan April 2019, ketiga karema ini penuh dengan rekaman tikus-rusa.
Dari hasil awal ini, tim peneliti memutuskan untuk menambah jumlah CCTV yang dipasang di 29 titik. Hasilnya, sebanyak 15 dari 29 kamera tersebut berhasil merekam tikus-rusa selama periode April hingga Juli 2019.
Temuan ini menunjukkan bahwa, setidaknya di kawasan hutan tersebut, populasi spesies ini kemungkinan cukup besar. Kini para peneliti tersebut menyarankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah ada populasi tikus-rusa pada habitat lainnya di Vietnam.
Selain itu, mereka mendorong perlunya strategi mitigasi untuk melindungi habitat tikus-rusa tersebut. Menanggapi temuan ini, Prof James Watson dari Pusat Keanekaragaman Hayati di Universitas Queensland menyebutkan keberadaan hewan ini tadinya tinggal mitos.
"Selama bertahun-tahun orang perdebatkan apakah hewan ini memang ada atau tidak ada," kata Prof Watson, yang tak terlibat dalam penelitian ini.
"Temuan ini menunjukkan masih adanya hewan yang bertahan dan justru ditemukan bukan di kawasan hutan lindung, tapi habitat yang kecil," jelasnya.
Menurut dia, ekologi tikus-rusa ini memiliki peluang untuk pulih kembali jika ancaman utamanya dihilangkan.
"Hewan ini bisa berkembang biak dengan cepat. Jadi kabar baiknya, jika kita bisa mengendalikan habitat dan kegiatan berburu, maka populasinya bisa tumbuh kembali," jelasnya.
Simak berita-berita lainnya dari ABC Indonesia.