REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan ibu yang tergabung dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jakarta Barat, berkomitmen mengurangi sampah popok bekas pakai untuk didaur ulang. Nantinya popok daur ulang ini akan diubah menjadi produk bermanfaat yang bernilai secara ekonomi.
"Mudah-mudahan dapat mengurangi sampah, sebab sehari terdapat total 10 ton sampah Jakarta Barat, salah satunya limbah popok bekas pakai," ujar Ketua Tim penggerak PKK Jakarta Barat, Inad Luciawaty, di Jakarta, Jumat (15/11).
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat dalam hal ini bekerjasama dengan pihak swasta PT KAO Indonesia dalam program pengumpulan popok bekas pakai. Kerja sama ini dijlain hingga hasil jadi dari daur ulang.
Popok bayi bekas pakai tersebut dihargai Rp 2.500 per kilogram. Penjualan popok bayi bekas itu akan dikoordinasi dengan 28 Posyandu di Jakarta Barat mulai 18 November mendatang sebagai proyek percontohan.
Vice President Marketing PT KAO Indonesia, Susilowati mengatakan, program pengolahan sampak popok bekas pakai di Jakarta Barat adalah pertama di Indonesia. Nantinya, setiap seminggu sekali akan ada tim yang mengambil sampah popok bekas yang terkumpul di depo-depo tersebut.
"Nanti kami akan membawa limbah popok bekas tersebut untuk diolah kembali menjadi bahan bakar minyak untuk mesin produksi dan fiber yang bisa menjadi batako, atau pot bunga," kata Susilowati.
Ia berharap, ibu-ibu PKK Jakarta Barat bisa mengumpulkan popok bekas ke Depo yang telah disediakan di masing-masing Posyandu. Pihaknya juga meminta hal ini bisa disosialisasikan ke masyarakat agar tidak menggabung sampah popok dengan rumah tangga.
"Jadi kami harap para ibu PKK bisa dikoordinasikan untuk menyosialisasikan pengolahan popok bekas pakai kepada masyarakat agar tidak digabung dengan sampah rumah tangga," kata Susilowati.