Jumat 15 Nov 2019 22:07 WIB

BMKG: Gempa di Bitung tak Berpotensi Tsunami

BMKG mencatat adanya aktivitas gempa tektonik berkekuatan 5,1 Skala Richter

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andi Nur Aminah
Gempa bumi (ilustrasi)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa gempa yang terjadi di timur Kabupaten Kota Bitung tidak berpotensi menimbulkan gelombang tinggi. BMKG mencatat adanya aktivitas gempa tektonik berkekuatan 5,1 Skala Richter (SR) terjadi pada Jumat (15/11) sekitar pukul 19.52 WIB.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalan keterangan resmi di Jakarta, Jumat (15/11).

Baca Juga

Dia menjelaskan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,75 LU dan 126,37 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 km arah timur Kota Bitung, Propinsi Sulawesi Utara. Pusat gempa, dia melanjutkan, terjadi pada kedalaman 10 km.

Rahmat mengungkapkan, hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini adalah rangkaian gempa bumi susulan dari gempa berkekuatan 7,1 SR yang terjadi di Maluku Utara pada Kamis (14/11) lalu. Rahmat mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi atau penyesaran dalam Lempeng Laut Maluku. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Dia mengatakan, guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Tondano, Tomohon, Minahasa Tenggara, Bitung, Minahasa Utara, Manado II MMI. Hingga saat ini, tambah dia, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

BMKG, dia mengatakan, meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dia juga mengimbau warga agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," katanya.

Rahmat juga meminta masyarakat tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dia menyarankan publik supaya hanya menyerap informasi resmi hanya bersumber dari BMKG.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement