CIREBON, AYOBANDUNG.COM -- Hujan yang beberapa kali turun di sejumlah kawasan di Wilayah Cirebon ironisnya justru membuat krisis air bersih di Kabupaten Cirebon meluas.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Eman Sulaeman menyebut, hingga kini sedikitnya 43 desa di 20 kecamatan se-Kabupaten Cirebon dilanda krisis air bersih.
"Sudah 43 desa di 20 kecamatan yang terdata krisis air bersih di Kabupaten Cirebon," tuturnya, Senin (18/11).
Jumlah itu bertambah dari sebelumnya 35 desa. Pada pertengahan September, kekurangan air bersih bahkan baru melanda 19 desa.
Guna membantu warga di desa-desa yang dilanda air bersih, dikirimkanlah air bersih. Sepanjang musim kemarau ini, sedikitnya 4,3 juta liter air bersih telah disalurkan.
Penambahan jumlah desa yang dilanda krisis air bersih pun membuat aktivitas penyaluran air meningkat. Sebelumnya, air bersih hanya dikirim setiap Senin hingga Jumat.
"Sekarang hampir tiap hari, sejak Senin sampai Sabtu. Ada 13-14 desa yang dikirimi air bersih setiap hari," cetusnya.
Pihaknya menerjunkan enam armada tangki yang dimiliki. Setiap armada rata-rata melakukan tiga kali pengiriman per harinya.
Permintaan air bersih sendiri, imbuhnya, telah muncul sejak awal Juli 2019. Sementara tahun lalu, permintaan pengiriman air bersih baru datang pada akhir Agustus.
Jumlah air bersih yang disalurkan untuk membantu desa-desa yang mengalami krisis air bersih pada 2018 hanya 1,7 juta liter. Jumlah itu lebih besar dibanding air bersih yang disalurkan tahun ini sebanyak 4,3 juta liter.
"Peningkatannya lebih dari 100%," ujarnya
Menurutnya, musim kemarau tahun ini lebih parah dibanding tahun lalu. Tak hanya datang lebih cepat, musim kemarau tahun ini pun terhitung lebih lama
Tak heran bila kemudian krisis air bersih di Kabupaten Cirebon tergolong parah. Dia menyebutkan, setidaknya 29 desa dilanda krisis air bersih sepanjang musim kemarau tahun lalu.
November ini, diakuinya, Kabupaten Cirebon telah masuk masa pancaroba. Sayang, curah hujan yang turun di Kabupaten Cirebon masih rendah sehingga air hujan belum masuk ke pori-pori tanah.
Situasi itu pula membuat sampai sekarang status darurat kekeringan di Kabupaten Cirebon belum dicabut. Statusnya berlaku hingga 31 November 2019.