REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turnamen bulu tangkis Hong Kong Open 2019 baru saja usai. Meski menempatkan dua wakil di partai puncak, namun tidak satu pun gelar juara berhasil dibawa pulang para pemain Indonesia.
Turnamen yang masuk kategori BWF Worl Tour Super 750 itu menjadi turnamen internasional terakhir yang diikuti pemain Indonesia. Sebenarnya masih ada dua turnamen sebelum pebulu tangkis tampil di ajang pamungkas BWF Finals 2019 di Guangzhou, China, nanti. Namun sudah dipastikan seluruh pemain Indonesia tidak akan ikut di dua turnamen yakni Korea Master 2019 dan India Master 2019.
Keduanya masuk dalam BWF Wolrd Tour super 300. Di saat bersamaan, para pemain Indonesia akan tampil di Kejuaraan Nasional.
Mengomentari hasil yang dicapai di Hong Kong Open 2019, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (18/11) mengatakan, itulah hasil maksimal yang didapat para pemain Indonesia yang sudah berjuang.
“Itulah hasil yang didapat kami hanya meraih dua perak dari dua nomor final. Mereka sudah berusaha. Tunggal putra kita, Anthony Ginting punya kesempatan sayang di poin kritis kurang beruntung. Begitu juga ganda putra kita Hendra/Ahsan belum bisa mempersembahkan gelar di Hong Kong kemarin,” ujar Susy.
Namun secara keseluruhan di tahun 2019 ini, menurut Susy, prestasi bulu tangkis Indonesia lebih baik dari tahun sebelumnya. Tahun lalu dari berbagai kejuaraan internaisonal, Indonesia dapat 51 gelar baik senior maupun junior. "Tahun ini kita sudah dapat 52, ini sudah lebih baik. Apalagi sebenarnya kita punya peluang di Korea dan India, namun kita mundur.”
Selain itu, lanjut Susy, masih ada satu lagi BWF Finals yang akan berlangsung Desember nanti. “Dari segi perlolehan gelar juara hingga saat ini kita lebih baik. Peluang menambah gelar juara masih terbuka di BWF Finals 2019. Seperti biasanya kita minimal menargetkan satu gelar di setiap kejuaraan yang kita ikuti.”
Perolehan gelar juaranya pun mulai variasi. Jika sebelumnya Indonesia hanya mengandalkan nomor ganda putra, kata Susy, tahun ini tunggal putra dan ganda campuran juga mempersembahkan gelar. "Semoga ke depannya akan lebih baik juga untuk sektor lainnya,” ujar dia berharap.
Dikutip dari laman Badmintalk, gelar juara yang diraih Indonesia sepanjang BWF World Tour 2019 adalah sebanyak 25 gelar dari Super 100-1000. China menempati posisi teratas dengan 43 gelar, Jepang di peringkat dua dengan 26 gelar juara.
Ajang BWF World Tour Finals 2019 akan berlangusng 11-15 Desember 2019 di Guangzhou China menyediakan total hadiah uang 1,5 juta dollar ASdan juga memperbutkan nilai yang tinggi untuk Olimpiade 2020 Tokyo.
Indonesia akan mengirimkan tujuh wakilnya di BWF World Tour Finals 2019. Tunggal Putra dua pemain, Anthonby Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. Ganda putra dua wakil, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Ganda Campuran dua wakil Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faisal/Gloria Emanulle Widjaja, serta satu wakil ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Di Nomor tunggal putri, atlet Indonesia tidak ada yang lolos.
Mengenai sektor tunggal putri yang tidak ada perwakilan di Guangzhou nanti, menurut Susy, karena pemain tunggal putri Indonesia tidak bisa tampil konsisten di tahun 2019 ini. “Sayang memang di tunggal putri tidak ada wakilnya. Kita memang perlu kerja lebih keras untuk sektor ini. Konsistensi yang menjadi PR kita untuk nomor ini.”
Tidak hanya di nomor senior, menurut Susy, tahun ini prestasi bulu tangkis junior juga lebih baik. Di nomor junior, Indonesia berhasil membawa pulang Piala Suhandinata untuk pertama kalinya sejak diperebutkan pada tahun 2009. "Di nomor perorangan kejuaraan dunia junior kita juga mampu merebut satu gelar juara di ganda putra. Kami berharap pemain junior bisa konsisten hingga nanti di kelompok senior.”