Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Produsen ponsel asal negeri tirai bambu, Xiaomi, harus mengalami penurunan pengiriman ponsel di Indonesia pascakalah bersaing dengan ponsel BM atau black market. Riset dari International Data Corporation (IDC) Indonesia menyebut kekalahan bersaing dengan ponsel black market itulah yang menyebabkan pengiriman ponsel Xiaomi menurun di kuartal ketiga tahun 2019.
Xiaomi sendiri sudah meluncurkan produk Resmi 7A dengan kelas ultra low end, atau ponsel dengan harga di bawah Rp 1,4 juta. Rupanya, produk murah tersebut masih sulit bersaing karena ramainya ponsel black market merk Xiaomi yang masih dijual bebas.
Baca Juga: Perang Harga Ponsel, Oppo Rajai Pengiriman Ponsel di Indonesia
Meski jumlah pengiriman ponsel Xiaomi menurun di kuartal ketiga, Xiaomi masih meraup 12,5 persen dari total pengiriman ponsel di Indonesia. Berbeda tipis dengan Realme, subbrand Oppo, yang menempati posisi keempat dengan meraup 12,6 persen dari total pengiriman ponsel di Indonesia. Sementara, Oppo sendiri meninggalkan jauh keduanya dengan meraup 26,2 persen dari total pengiriman ponsel di Indonesia.
Merk ponsel lain yang tidak masuk dalam lima besar penguasa pengiriman ponsel di Indonesia disebut IDC terimbas dampak dari banyaknya produk asal China yang masuk ke pasar Indonesia. Pangsa pasar terhadap produk ponsel dari China sendiri disebut IDC cukup tinggi. Hal ini mengakibatkan ponsel merk lain kehilangan pangsa pasar hingga menyisakan banyak produk sisa inventori dari kuartal sebelumnya.
Pangsa pengiriman ponsel Indonesia sendiri didominasi oleh ponsel asal China seperti Oppo, Vivo, Realme, dan Xiaomi. Keempatnya menempati lima besar penguasa pengiriman ponsel di Indonesia.
Samsung menjadi solo fighter melawan keempat produk tersebut dalam lima besar penguasa pengiriman ponsel di Indonesia. Sisanya, seluruh merk ponsel yang tidak masuk ke dalam lima besar tersebut hanya meraup 6,5 persen dari total pengiriman ponsel di Indonesia.