REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pembangunan underpass Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, di Jalan Bosih Raya sudah mulai dikerjakan. Proses pembebasan lahan milik warga setempat sudah selesai dilakukan.
Sejumlah bangunan rumah dan toko terlihat sudah dirobohkan sejak akhir pekan lalu. "Beko juga sudah datang dan mulai bekerja di sisi selatan," kata Saleh, penjaga rel kereta api di Jalan Bosih Raya di Cikarang, Senin (18/11).
Pantauan lapangan sejumlah bangunan di sisi timur dan barat mulai dibongkar setelah pemiliknya menerima ganti rugi dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. Dua unit alat berat beko juga sudah mulai bekerja meratakan lahan.
Beberapa spanduk mohon doa juga disematkan di sisi selatan dan utara rel kereta api tidak jauh dari Stasiun Cibitung. Sejumlah pemilik bangunan yang dibongkar pun terlihat sibuk memilih bahan bangunan yang dapat digunakan kembali.
"Sebelum ditutup bagian tengah Jalan Bosih Raya akan dibangun jalan penghubung di sisi timur dan barat jadi selama pembangunan warga tetap bisa melintas di jalan ini," kata Wakasat Lantas Polrestro Bekasi, Kompol Supadmi.
Supadmi mengatakan perataan di sisi timur dan barat sudah dilakukan sejak 15 November 2019 lalu. Hasil rapat koordinasi antara Pemkab Bekasi, Dirjen Perkeretaapian, dan Polrestro Bekasi, memutuskan setelah bangunan di sisi timur dan barat rata maka akan dibangun jalan temporer (sementara).
"Setelah jalan sementara dapat dilalui baru jalan tengah ditutup untuk proyek underpass," kata Supadmi.
Pemkab Kabupaten Bekasi telah menganggarkan Rp 88 miliar untuk pembebasan lahan underpass Cibitung yang dikucurkan dalam dua tahun anggaran yakni tahun 2015 sebesar Rp 47 miliar dan tahun 2016 sebesar Rp 41 miliar.
Anggaran sebesar itu untuk 65 bidang dengan luas lahan mencapai 6.061 meter persegi. Mengacu pada perencanaan fisiknya, underpass ini memiliki lebar 37 meter terbagi atas dua jalur dengan panjang 400 meter yang membentang dari sisi selatan ke utara.
"Nantinya underpass Cibitung akan mengurangi kemacetan arus lalu lintas dari dua sisi. Ini karena ada puluhan perumahan yang sudah dihuni di wilayah Cibitung, Tambelang dan Sukatani. Semuanya berada di sebelah utara rel," kata Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi, Slamet Supriadi.
Slamet mengatakan setiap hari antrean kendaraan yang melintasi rel kereta api mencapai ribuan unit, bahkan saat jam sibuk kemacetan kerap terjadi hingga sepanjang dua kilometer. "Butuh waktu satu jam untuk jarak satu kilometer saja karena perlintasan sering ditutup akibat kereta melintas. Apalagi jika double track sudah berfungsi, kereta akan melintas setiap lima menit sekali," kata dia.