REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI— Iran pada Kamis (21/11) mulai memulihkan akses internet di Ibu Kota Teheran dan sejumlah provinsi.
Langkah pemblokiran internet sebagai upaya membantu mengatasi pergolakan akibat kenaikan harga bahan bakar.
Garda Revolusi mengatakan situasi kembali tenang di seluruh Iran, TV negara melaporkan, setelah aksi-aksi unjuk rasa yang menurut Amnesty International sebanyak 100 demonstran dibunuh oleh pasukan keamanan, angka yang ditolak oleh pemerintah dan bersifat "spekulatif".
"Internet secara bertahap dipulihkan di negeri ini," kata Fars, kantor berita semi-resmi, mengutip sumber-sumber yang tak disebut jatidirinya.
Fars, yang mengutip Dewan Keamanan Nasional yang memerintahkan penutupan itu, mengatakan konektivitas web sudah disetujui 'untuk beberapa kawasan, menurut laporan-laporan sejauh ini, akses internet sudah dipulihkan di Provinsi Hormozgan, Kermanshah, Arak, Mashhad, Qom, Tabriz, Hamadan, dan Bushehr serta bagian-bagian Teheran".
"Kami sudah tersambung dengan internet sejak lalu," ujar seorang pensiunan insinyur yang menolak menyebutkan namanya ketika dihubungi lewat telepon dari Teheran.
Penutupan akses internet membuat para pemrotes kesulitan untuk mengunggah video di media sosial guna menarik dukungan lebih banyak dan juga memperoleh laporan-laporan terpercaya mengenai unjuk rasa.
Aksi protes pecah pada 15 November setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga bensin sedikitnya 50 persen. Protes-protes mulai terjadi di beberapa kota sebelum menyebar ke sebanyak 100 kota di seluruh Iran.