REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, Imam Mulyawan mengatakan, kunci untuk membangun modernisasi wakaf adalah membangun pola pikir (mind set) baru. Menurutnya, dalam membangun ekosistem wakaf yang baik, setidaknya harus berlandaskan pada enam unsur, yaitu nazir, wakif, maukuf alaih, dunia usaha, pemerintah dan media.
“Jika seluruh unsur itu saling bersinergi dengan baik, maka pengelolaan wakaf secara digital akan mampu berkembang pesat,” kata Imam saat dihubungi Republika, Selasa (26/11).
Dikatakan, Imam modal yang harus dimiliki setiap lembaga wakaf untuk menilai digitalisasi adalah kepercayaan, transparan, akuntabilitas dan amanah. Meski begitu, menurut dia, perkembangan wakaf secara modern saat ini sudah cukup pesat, ditandai dengan banyaknya produk wakaf yang telah diluncurkan. Digitalisasi pembayaran wakaf uang, juga semakin berkembang.
“Yang perlu ditingkatkan adalah aspek manajemen investasi wakaf dari nazir, kapasitas nazir dalam hal tata kelola dan literasi wakaf,” kata dia.
Dia berharap, akan semakin banyak pihak yang membantu Nazir mengembangkan wakaf, baik itu dari dunia usaha, investasi bank maupun bukan bank. “Saya berharap dukungan dan bantuan dapat terus mengalir, sehingga terus siap bersinergi dengan nazir dalam pengelolaan aset wakaf,” kata Imam.