Kamis 28 Nov 2019 15:44 WIB

Menko Airlangga: Implementasi B30 Bisa Hemat Devisa Rp 112 T

Implementasi program biodiesel B30 dapat menyerap minyak kelapa sawit 10 juta KL.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Gita Amanda
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, menyatakan implementasi B30 bisa menghemat devisa.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, menyatakan implementasi B30 bisa menghemat devisa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, implementasi program biodiesel B30 dapat menyerap minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) sebanyak 10 juta kiloliter sepanjang tahun. Dampaknya, terjadi penghematan devisa dari impor migas hingga 8 juta dolar AS atau sekitar Rp 112 triliun.

Dengan penghematan yang besar itu, Airlangga mengatakan, program B30 menjadi jurus andalan pemerintah dalam menekan defisit neraca perdagangan migas pada tahun depan. "Ini salah satu program quick win kami," tuturnya dalam acara CEO Forum di Jakarta, Kamis (28/11).

Baca Juga

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca dagang migas per Oktober 2019 mengalami defisit sampai 829 juta dolar AS. Selama periode Januari hingga Oktober 2019, besaran defisitnya sudah mencapai 7,2 miliar dolar AS.

Airlangga mengatakan, saat ini, pemerintah bahkan sudah menyiapkan peta jalan implementasi B50, B70 hingga B100. Ia menargetkan, program ini dapat diberlakukan secara bertahap. "Dalam dua tahun, kita harapkan dapat selesai (roadmap)," ujar mantan menteri perindustrian itu.