REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati masalah lingkungan dari Universitas Bung Hatta, Sumbar, Rasmi R mengatakan untuk mengurangi sampah plastik diperlukan terobosan baru. Misalnya, dengan memproduksi kemasan yang berasal dari daun pisang.
"Daun pisang ini dipress hingga kering dan dibuat ukuran standar sesuai kebutuhan kemasan. Untuk memproduksi kemasan berbahan daun pisang ini perlu dilakukan riset termasuk menciptkan mesin skala home industri apalagi bahan bakunya cukup banyak di perdesaan," kata Rasmi, Kamis (28/11).
Menurut dia, kebijakan tersebut dibutuhkan untuk menekan timbunan sampah plastik akibat meningkatnya konsumsi plastik sekali pakai. Berdasarkan data nasional timbunan sampah secara nasional mencapai angka 64 juta ton per tahun yang komposisinya terdiri atas sampah organik sebanyak 50 persen, sampah kertas sebesar 10 persen, sampah plastik sebesar 15 persen, dan sisanya sampah logam, karet, kaca dan lain-lain.
"Solusi tersebut diyakini dapat mengurangi timbunan sampah plastik yang kini menumpuk di pintu-pintu air, dan selalu meyebabkan banjir selain faktor lainnya," katanya.
Solusi yang ditawarkan selama ini, seperti pengurangan pemakaian plastik, pengolah daur ulang dan lainnya namun tidak banyak membuat terobosan sebagai pengganti plastik.
Untuk mengurangi sampah plastik juga bisa diberikan efek psikologi tentang dampak pengunaan plastik bagi kesehatan, dan kebijakan ini bisa berupa gambar dan tulisan di baliho.
"Secara tidak langsung akan menciptakan efek traumatik bagi pembaca sebagai contoh, "Ingin umur anda panjang hindarilah pemakaian plastik yang disertai gambar yang cukup merugikan seperti di bungkus rokok," katanya.
Selain itu dilakukan dengan menggelar kegiatan bersakala nasional yang melibatkan keluarga pemakai plastik yang paling sedikit atau tidak sama sekali, dengan hadiah menarik seperti umroh, studi wisata dan lainnya. Berikutnya menerapkan secara dini bagi anak-anak paud, TK, SD dan sebagai duta anti plastik.
Pemerintah perlu memberi sanksi bagi pemakai plastik yang terbanyak baik perorangan, keluarga, pabrik dan sanksi ini bisa berupa memberatkan pajak pada pabrik plastik, mall supermaerkt dan lainnya, sebab dengan cara ini secara perlahan akan timbul kesadaran akan bahaya plastik.