Jumat 29 Nov 2019 18:24 WIB

Persani Siap Sanksi Pihak Coret Atlet karena tak Perawan

Persani tak menjadikan keperawanan sebagai salah satu syarat menjadi atlet.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Israr Itah
Ketua Umum Persatuan Senam Indonesia (Persani) Ita Yulia Irawan (tengah) saat memberikan pernyataan pers di kantor Kemenpora RI, Jakarta, Jumat (29/11)
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Ketua Umum Persatuan Senam Indonesia (Persani) Ita Yulia Irawan (tengah) saat memberikan pernyataan pers di kantor Kemenpora RI, Jakarta, Jumat (29/11)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) sudah menyiapkan sanksi bagi pihak yang mencoret atlet karena tidak perawan. Ketua PB Persani Ita Yuliarti Irawan menyatakan, Persani tak menjadikan keperawanan sebagai salah satu syarat menjadi atlet. 

"Yang jelas kami harus mencabut secara kepelatihan. (Pelatih) harus berhenti karena akan berdampak tidak baik nantinya," kata Ita kepada wartawan di kantor Kemenpora RI, Jakarta, Jumat (29/11). 

Baca Juga

Ia mengungkapkan, kasus indisipliner pernah terjadi di lingkup olahraga senam Indonesia. Ita enggan menyebutkan secara spesifik kasus yang dimaksud, tapi pihak PB Persani memecat yang bersangkutan dari tim kepelatihan selama-lamanya. 

Selain itu, PB Persani tak memiliki kuasa untuk mencabut lisensi kepelatihan jika ditemukan adanya tindak indisipliner tim pelatih yang diduga mencoret atlet senam artistik, Shalfa Avrila Siani, karena dianggap tidak perawan. 

"Lisensi (kepelatihan) ada, tapi lisensi itu langsung dari Federasi Senam Dunia. Jadi, kami tidak punya kewenangan," ujarnya. 

Ia enggan mengomentari lebih dalam pemberitaan soal keperawanan yang memengaruhi sepak terjang Shafa di SEA Games Filipina. Di satu sisi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan tim pelatih yang menangani kontingen cabor olahraga gymnastic terkait hal ini.

Setelah menghubungi tim pelatih gymnastic, Ita menyatakan PB Persani akan melakukan investigasi lebih dalam setelah para atlet berkompetisi di SEA Games. Pihaknya sengaja mengambil sikap itu untuk mencegah polemik terus berkembang dan membuat kegaduhan yang lebih besar. 

"Untuk isu yang beredar, mohon maaf kami tidak bisa menanggapinya saat ini. Kami tidak tahu apakah tes (keperawanan) itu dilakukan atau tidak. Kami memilih atlet berdasarkan prestasi dengan mengganti nama Shalfa menjadi Yogi," ujarnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement