REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN, Erick Thohir ingin kedepan BUMN tak sembarangan berutang. Ia menilai, utang utang BUMN selama ini tak sedikit yang malah menjadi beban karena banyak utang yang salah.
Erick dalam paparannya di depan Komisi VI DPR RI menjelaskan salah satu strateginya kedepan adalah restrukturisasi utang. Ia menjelaskan, pihaknya ingin menyisir satu per satu utang yang dilakukan BUMN.
"Bukan salah dan benar. Kita harus tau mana utang yang benar mana utang yang salah. Kalau utang buat kegiatan yang nggak baik apalagi bodong, kita harus lakukan penertiban," ujar Erick di DPR RI, Senin (2/12).
Erick menilai langkah restrukturisasi utang dan keuangan BUMN merupakan hal yang mendesak dilakukan. Sebab, tak sedikit dari BUMN yang mempunyai jatuh tempo dan tenggat utang yang sempit.
"Ini restruktur utang ini harus jalan karena mau jatuh tempo," ujar Erick.
Untuk memulai hal tersebut, pada Desember ini, Erick beserta jajarannya akan melakukan restrukturisasi utang milik Krakatau Steel. Ia juga memastikan bahwa kedepan seperti Krakatau Steel akan bekerja lebih efisien kedepan.
Jumlah anak usaha Krakatau Steel yang mencapai 60 perusahaan dinilai Erick tidak efektif. "Contoh Krakatau Steel, dengan utang hampir Rp 40 triliun, jumlah anak usahanya mencapai 60 perusahaan. Kalau bapak ibu tanya saya, bisa nggak me-review Krakatau Steel dalam waktu seminggu, saya angkat tangan, karena jumlahnya 60," ujar Erick.