Rabu 04 Dec 2019 09:28 WIB

Kualitas UKM Labuan Bajo Ditingkatkan, Dukung Wisata Premium

Pemerintah akan membuat factory sharing bagi UKM di Labuan Bajo agar terstandardisasi

Wisatawan mengabadikan matahari tenggelam di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/10).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Wisatawan mengabadikan matahari tenggelam di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan UKM memberikan dukungan terhadap upaya pencapaian wisata premium dengan mendorong peningkatan standar dan kualitas KUMKM Labuan Bajo. Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran dan Kementerian Koperasi dan UKM Victoria br Simanungkalit mengatakan Labuan Bajo memiliki sumber daya alam yang indah, budaya, produk-produk tenun dengan desain dan warna yang eksotis, serta sumber daya pertanian seperti kopi, jambu mete, pala yang sudah terkenal sampai ke mancanegara.

“Potensi-potensi ini perlu dikembangkan berkesinambungan dan berkolaborasi dengan banyak pihak agar produk dan jasa yang dihasilkan memenuhi selera dan permintaan konsumen terutama wisatawan mancanegara dengan standar global sebagai penunjang destinasi wisata premium Labuan Bajo," kata Victoria di Jakarta, Selasa (3/12).

Baca Juga

Pihaknya menggelar Kegiatan Sinergi Pengembangan Potensi Ekonomi di Kawasan Pariwisata untuk Kesejahteraan Masyarakat di Labuan Bajo. Pengembangan itu berupa pelatihan-pelatihan kepada KUMKM dan memberikan dukungan pembiayaan KUR dan dana bergulir LPDB-KUMKM. 

Victoria mengatakan pariwisata merupakan lokomotif untuk mendorong produk unggulan Manggarai Barat NTT menjadi produk yang berstandar global. Untuk mencapai peningkatan daya saing produk KUMKM, Kementerian Koperasi dan UKM merencanakan untuk membuat factory sharing atau rumah produksi bersama. Rumah produksi bersama ini akan terstandarisasi sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar global.

"Contoh ‘factory sharing’ sudah ada di Sumbar yang dibuat oleh Kementerian Prindustrian untuk pembuatan rendang. Jadi, ada standar mutu daging, sehingga siapapun UMKM yang ingin menggunakannya harus memenuhi standar yang ditetapkan. Sistem ini akan diterapkan di daerah wisata, lebih baik daripada membantu satu demi satu KUKM," kata Victoria.

Pihaknya sampai saat ini masih membahas sistem pengelolaan Rumah Produksi Bersama tersebut. Hal itu agar ke depan, misalnya produk kopi yang dihasilkan oleh KUMKM di Labuan Bajo memenuhi standar premium, produk tenun bisa digunakan turis asing dengan melibatkan para desainer, dan produk kuliner melibatkan chef berstandar internasional.

Selain itu, ia berharap berbagai pihak seperti Badan Otoritas Pariwisata Labuan Bajo dan Flores, Politeknik El-Bajo, Dekopinda dan perbankan termasuk Kopdit-Kopdit Besar di NTT seperti Kopdit Obor Mas dapat untuk berkolaborasi sesuai dengan kompetensi masing-masing melalui dukungan maupun fasilitas agar produk KUMKM semakin berkelas premium.

Kepala Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT Cecilia Sona mengatakan koperasi tumbuh dan berkembang sangat baik di NTT. Jumlah koperasi mencapai 4.185 unit dengan anggota 1,9 juta orang.

“Ini merupakan modal besar untuk mendukung kesejahteraan masyarakat khususnya di sektor pariwisata,” kata Cecilia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement