Rabu 04 Dec 2019 23:20 WIB

PLN Kenalkan Inovasi Membatik dengan Canting Listrik

Membatik menggunakan kompor dan canting listrik meningkatkan efisiensi.

Pelatihan Batik Cap. Siswa SMKN 1 Praya Pariwisata mencoba membatik dengan cap di Taman Budaya  Yogyakarta, Rabu (20/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Pelatihan Batik Cap. Siswa SMKN 1 Praya Pariwisata mencoba membatik dengan cap di Taman Budaya Yogyakarta, Rabu (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperkenalkan cara membatik menggunakan kompor dan canting listrik yang ramah lingkungan dan hemat energi. Sosialisasi penggunaan kompor listrik ini bekerja sama dengan Gallery Amandari Batik melalui kegiatan "The Story of Batik: Legacy, Investment, and Diplomacy" bertempat di Magnolia Room Hotel Gran Mahakam, Jakarta Selatan, Rabu (4/12).

Pelaksana Tugas (Plt) Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan, PLN ingin menghadirkan transformasi, yaitu mengajak kaum milenial yang budayanya serba instan, untuk turut membatik dengan menggunakan kompor dan canting listrik yang tingkat efisiensinya bisa mencapai 63 persen.

"Oleh karenanya dalam acara ini terdapat dua sesi pertemuan. Pertama, untuk kalangan milenial di mana adanya transformasi dalam membatik dan kedua tentang bagaimana membawa batik ke pasar global," kata Sripeni.

Pemilik Gallery Amandari Batik Uti Rahardjo mengatakan, batik merupakan jembatan komunikasi karena sudah melekat pada semua kalangan. "Sebutlah sosialita, pengusaha, hingga pemerhati budaya. Untuk itu kami mengundang mereka yang peduli terhadap batik," katanya. 

Menurut dia, membatik menggunakan kompor listrik yang sepaket dengan canting listrik merupakan suatu bentuk transformasi. Ia menilai, kelebihan membatik menggunakan canting elektrik adalah pengrajin atau pembatik tidak perlu lagi untuk meniup cucuk canting sebelum menggoreskan motif. Alhasil, proses dalam pembuatan pola lebih cepat selesai.

Artinya, ujar Uti, dengan alat yang inovatif tersebut, pengrajin tidak perlu lagi sibuk untuk mengecek tingkat panasnya. Sehingga, pengrajin bisa lebih fokus membuat batik. "Kalau lebih fokus, harapannya proses pembatikan bisa lebih cepat dan secara ekonomis lebih baik," Uti berharap.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement