REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan dapat mengekspor beras premium sebanyak 100 ribu hingga 500 ribu ton. Ekspor beras premium tersebut diharapkan bisa terealisasi pada 2020.
"Terkait ekspor beras saya akan mempersiapkan mulai dari bibit, mulai dari kesiapan lahan, irigasi, tesnya dimana. Harus bisa bersaing dengan beras-beras yang ada dari negara lain," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Kantor Presiden Jakarta pada Rabu (4/12).
Menurut dia, pemerintah akan mempersiapkan kebutuhan untuk mendukung ekspor beras itu pada Januari 2020, sehingga pada Maret atau April dapat dilakukan pengiriman keluar. Pemerintah akan menjajaki kebutuhan dan permintaan pasar ekspor atas beras.
Dia mengatakan pemerintah akan memenuhi syarat-syarat yang diminta oleh negara tujuan, termasuk beras organik. Oleh karena itu, diplomasi perdagangan Indonesia diharapkan Syahrul gencar melakukan strategi untuk ekspor.
Untuk bisa bersaing dengan produk dari negara lain, Syahrul menjelaskan akan menyesuaikan ongkos produksi beras, maupun penyesuaian logistik dan distributor. Dia berharap pengusaha swasta dapat mengambil peran dalam meningkatkan nilai ekspor beras Indonesia.
"Ya kalau bisa pengusaha kenapa mesti pemerintah, Siapa pun menurut saya, mau BUMN siapa saja yang penting kita ekspor," ujar Syahrul.
Syahrul telah mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo yang mengangkat tema "pengelolaan cadangan beras pemerintah". Dalam rapat tersebut, jelas Syahrul, Presiden mengarahkan kepada menterinya untuk melakukan ekspor beras.