REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) akan segera menggelar Kongres pada 2020 untuk memilih ketua umum periode berikutnya. Salah satu kandidat yang diisukan maju kontestasi yakni Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. Bima mengaku bahwa ia masih mempertimbangkan hal tersebut.
"Masih ada banyak hal saya pertimbangkan, karena ini satu jalur yang tidak mudah. Saya masih punya tanggung jawab sebagai Wali Kota Bogor," ujar Bima saat dihubungi, Kamis (5/12).
Menurutnya, ia harus mempertimbangkan tanggung jawab dan janjinya selama kampanye kepada warga Bogor. Sebab jika sudah menyatakan maju sebagai calon ketua umum PAN, tidak ada kata mundur bagi Bima.
"Saya mempelajari dulu kondisi internalnya, karena sekali saya nyatakan maju ya harus terus maju, tidak ada kata mundur," ujar Bima.
Meski begitu, Bima mengakui memang ada dorongan dari internal PAN agar maju ia dalam kontestasi perebutan kursi nomor satu di partai. Tapi sekali lagi ia menegaskan, tanggung jawabnya sebagai Wali Kota Bogor masih menjadi pertimbangan.
"Dukungan dari internal itu ada saya masih kaji semua, saya masih kaji semua masih pertimbangkan semua," ujar Bima.
Diketahui, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada sejumlah nama yang diisukan maju dalam kontestasi. Ia menyebut, sudah ada enam nama yang diisukan maju.
Keenamnya, yaitu mantan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia (MenPAN-RB) Asman Abnur dan Wakil Ketua Umum PAN Mulfachri Harahap.
Serta, Wali Kota Bogor Bima Arya, Ketua Fraksi PAN di DPR Hanafi Rais, dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Drajat Wibowo. Serta, pejawat Ketua Umum PAN saat ini, Zulkifli Hasan.
"Semua punya hak dan kewajiban yang sama dan semua memiliki tujuan yang sama, yaitu menggembalikan PAN sebagai jati dirinya, membesarkan partai," ujar Eddy.