REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberhentikan Ari Askhara dari direktur utama Garuda Indonesia disambut gembira Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi). Salah seorang pramugari Garuda Indonesia, Adel, berharap terbongkarnya kasus penyelundupan motor Harley Davidson bekas dan dua sepeda Brompton dalam pesawat baru Airbus A330-900 yang dilakukan direksi Garuda tidak terulang kembali.
Adel menilai banyak kebijakan yang tidak benar dilakukan Ari selama menjadi Dirut Garuda Indonesia. Adel mengaku dimutasi ke Makassar tanpa prosedur yang jelas. Adel mengaku tidak sendiri, banyak awak kabin lain yang mengalami perlakukan sama dengan dimutasi ke Makassar dan Denpasar tanpa alasan yang jelas.
Komisaris Utama Garuda Indonesia Sahala Lumban Gaol (kedua kanan depan) didampingi Komisaris Independen Herbert Timbo P Siahaan (kiri depan), Plt Direktur Utama Fuad Rizal (kedua kiri depan), Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga (kanan depan), Komisaris Independen Eddy Porwanto Poo (kiri belakang), Komisaris Chairal Tanjung (kedua kiri belakang), Komisaris Independen Insmerda Lebang (kedua kanan belakang) dan Direktur Niaga Pikri Ilham Kurniansyah (kanan belakang) memberikan keterangan pers di Kementerian BUMN Jakarta, Sabtu (7/12/2019).
"Kegagalan direksi lama yang sudah turun diharapkan tidak terulang lagi ke depan lantaran hanya akan merugikan karyawan maupun pelanggan Garuda Indonesia," ujar Adel usai bertemu Menteri BUMN Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12).
Sebagai awak kabin, Adel mendukung penuh upaya pembenahan manajemen Garuda Indonesia. Ia berharap, tindakan tegas tak hanya ditujukan kepada Ari, melainkan direksi lain yang juga memiliki keterlibatan dengan apa yang telah dilakukan Ari.
"Menurut kita juga perlu menyapu orang-orang di bawah direksi yang memiliki strategi seperti Ari Askhara yang memiliki praktik buruk dan ilegal yang sama juga," ucap Adel.