REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rafael Benitez mengenang pertandingan final Liga Champions 2005 saat masih melatih Liverpool. Benitez mengungkapkan pertandingan melawan AC Milan itu penuh dengan keajaiban. Sebab the Reds bisa bangkit dari ketinggalan tiga gol di babak pertama.
Dari catatan, Liverpool tuntas di posisi kelima Liga Premier di bawah rival sekotanya, Everton musim itu. Tapi the Reds bisa mencapai fase final kompetisi terketat antar klub Eropa berkat dua kali clean sheets saat melawan Chelsea dan Juventus.
Pola bertahan Liverpool yang lemah sempat dimanfaatkan pelatih AC Milan Carlo Ancelotti sepanjang babak pertama final liga Champions. Tapi Benitez mengandalkan Steven Gerrard dan Xabi Alonso di lini tengah demi menutup kelemahan itu. Plus Harry Kewell dan Milan Baros sebagai ujung tombak penggedor pertahanan AC Milan. Tapi apa daya, mereka terseok di babak pertama.
"Pada akhirnya, ini adalah sebuah kesalahan. Bukan karena Harry, tapi karena posisi Kaka. Dia menghantam kami dari jarak dekat karena Stevie maju ke depan," kenang Benitez dilansir dari Sky Sports pada Selasa, (10/12).
Benitez mengakui penampilan luar biasa Kaka saat itu. Bahkan dugaannya untuk meredam Kaka dengan dua gelandang ternyata salah kaprah. "Saya kira bisa mengontrolnya dengan dua gelandang. Tapi ketika kami maju, ruang belakang kami kosong. Stevie dan Xabi tak bisa mengatasi Kaka," ungkap Benitez.
Kegagalan meredam Kaka berdampak pada ketertinggalan Liverpool hingga tiga gol di babak pertama. Dua gol dilesatkan Hernan Crespo dan satu lagi oleh Paolo Maldini. Lantaran tertinggal jauh,
Benitez lalu menyiapkan kata-kata penyemangat meski peluit akhir babak pertama belum berbunyi. Lalu di awal babak kedua, Liverpool melakukan pergantian pemain. Dietmar Hamann masuk menggantikan Steve Finnan. Benitez juga mengubah formasi menjadi 3-5-2 formation.
Setelahnya, anda sudah tahu bagaimana arah permainan ini di sejarah.