REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berharap Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri yang baru, Irjen Listyo Sigit Prabowo menunjukan sikap berani untuk mengungkap kasus-kasus yang belum terungkap, termasuk kasus penganiayaan terhadap dirinya pada 2017 lalu. Novel berharap, Polri mampu memberikan perlindungan agar kasus intimidasi terhadap pegawai KPK tidak kembali terulang.
"Kabareskrim yang baru harus siap untuk berbuat. Ia punya banyak kesempatan, tinggal lihat apa beliau gunakan kesempatan itu atau tidak," kata Novel di kampus Universitas Andalas, Padang, Selasa (10/12).
Novel memahami hambatan yang membuat kasusnya mandek. Namun hal itu menurut Novel bukan alasan untuk penyelesaian kasus penganiayaan dirinya tidak selesai. Sebab lembaga negara seperti Polri menurut Novel tidak boleh terkesan lemah terhadap pelaku kejahatan.
"Masa iya pejabat lemah. Kita tak boleh kita biarkan lembaga penegak hukum terlihat lemah," ujarnya.
Sebelumnya Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) menaruh harapannya kepada Kabareskrim Polri yang baru Irjen Listyo Sigit Prabowo untuk menuntaskan kasus penyiraman air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan. Ketua WP KPK Yudi Purnomo Harahap meminta keberanian Irjen Listyo untuk mengungkap pelaku dan dalang kasus yang terjadi pada 11 April 2017 tersebut.
Menurut Yudi, Polri hingga kini belum mampu mengungkap pelaku maupun motif kasus yang akan menginjak hari ke-1000 itu. Padahal, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Polri segera menuntaskan kasus tersebut dengan tanggal awal Desember 2019 ini.
"Apalagi sudah perintah preiden dan ada deadline juga dari presiden selalu kepala negara dan pemerintahan," ucapnya.