Kamis 12 Dec 2019 06:05 WIB

Tulus: Numpang Tinggal di Bumi, Ayo Jadi Tamu yang Sopan

Tulus mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian Bumi.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Penyanyi Tulus mengajak masyarakat turut menjaga kelestarian Bumi.
Foto: Antara
Penyanyi Tulus mengajak masyarakat turut menjaga kelestarian Bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peliknya persoalan sampah plastik membuat penyanyi Tulus turut tergerak melakukan perubahan dari diri sendiri. Pengalaman melihat sampah berserakan di pantai di wilayah Sumba, Nusa Tenggara Timur menjadi pemantik kesadarannya.

"Saya pernah diajak bersama Mba Chitra (pendiri Sejauh Mata Memandang) ke Sumba. Sumba itu kan banyak daerah-yang yang belum terjamah. Tapi saya melihat sendiri di situ banyak sampah," ungkap Tulus ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (28/11).

Baca Juga

Tulus merasa sedih ketika mendapati hal itu. Peraih AMI Awards ini tak menyangka, di daerah yang masih sepi orang, sampah yang ia ditemukan justru sangat banyak.

Sepenglihatannya, sampah paling banyak mencemari pantai di Sumba kala itu adalah sampah plastik. Penyanyi bernama lengkap Muhammad Tulus itu pun tergerak untuk mengupayakan pengurangan sampah dari diri sendiri.

Menurut Tulus, setelah mendengar dan mengetahui fakta-fakta mengenai laut yang penuh sampah, menjadi pembuka kesadarannya untuk mengurangi sampah. Ia ngeri membayangkan kondisi laut yang penuh dengan sampah.

"Ngobrol-ngobrol tentang laut dan plastik, semakin lebih mengerikan lagi. Angka-angka yang menyeramkan sekali itu memang sangat menyeramkan, sudah tidak bisa dipermanis lagi, bahwa di laut itu akan lebih banyak sampah daripada ikan," tutur musisi Indonesia yang lagunya paling banyak diputar di Spotify itu.

Penyanyi "Ruang Sendiri" ini pun mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan dan Bumi agar tetap terus lestari. Menurut pandangan Tulus, bumi telah ada sebelum manusia lahir, dan Bumi akan terus ada setelah manusia mati. Artinya, manusia hanya bertamu dan menumpang hidup sebentar di bumi.

"Mungkin kita bisa sama-sama lebih merenung, kita bisa memilih untuk menjadi tamu yang lebih baik. Jadi datangnya sopan, numpang tinggalnya pun sopan, dan ketika kita pergi juga dengan sopan, tanpa ada jejak-jejak yang tidak baik," jelas Tulus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement