REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin generasi muda milenial memiliki kompetensi yang memadai agar mampu menjadi unsur pimpinan di perusahaan BUMN. Dalam Milenial Fest di Jakarta, Sabtu (14/12), Erick menganggap posisi pimpinan BUMN sebaiknya diisi oleh figur-figur muda bertalenta.
Setidaknya, Erick berharap pimpinan BUMN berusia di kisaran 45 tahun dan memiliki kompetensi, integritas, serta rekam jejak pengalaman yang mumpuni. Namun, dia menegaskan, BUMN tetap membutuhkan figur-figur senior untuk duduk sebagai mentor atau komisaris di perusahaan BUMN.
"Kalau bisa yang usia 46 tahun. Wamen (wakil menteri) saya, Pak Tiko (Kartika Wirjoatmodjo), lebih muda dari saya. Nah, kita coba ada peningkatan hal-hal seperti itu," ujar dia.
Menurut Erick, figur muda atau dari kalangan milenial akan mampu membawa inovasi dan perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sebaliknya, figur muda sebagai pemimpin di BUMN tetap membutuhkan figur senior yang kaya pengalaman untuk menjadi mentor atau pendamping. Maka itu, figur senior diharapkan dapat mengisi posisi komisaris di perusahaan BUMN.
"Tetap yang para senior kita, yang bagus, banyak sekali figur-figur yang bagus, di komisaris maupun di Kementerian BUMN. Yang senior kita jadi menteri tidak apa-apa. Tapi, yang mendobrak, yang kerja, biar yang mudaan lah," ujar dia.
Erick menganggap figur muda yang kompeten tidak hanya diukur dari kapasitas dan pengalamannya, tetapi juga dari sisi integritas. Dia menyebut figur yang kompeten memimpin BUMN harus memiliki akhlak yang baik. "Terakhir, mencari orang-orang yang capable, yang terutama akhlaknya dulu," ujar dia.
Dia menjelaskan, akhlak menjadi hal yang penting untuk memimpin BUMN. Itu karena sosok pemimpin BUMN akan dikelilingi banyak godaan ketika dia menjabat. Godaan itu bisa menjebak pimpinan BUMN untuk melakukan pelanggaran dan menyalahgunakan kekuasaan.
Menteri BUMN Erick Thohir berbicara di hadapan peserta MilenialFest 2019 di Jakarta, Sabtu (14/12/2019).
Adapun generasi milenial atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. Namun, para pakar menggolongkan generasi milenial sebagai generasi yang yang lahir pada 1980-1990 atau pada awal 2000 dan seterusnya.
Erick Thohir tengah menyiapkan ruang kerja kreatif di kementeriannya untuk memfasilitasi kalangan milenial dalam bekerja di kementerian yang dipimpinnya. "Kemarin kami baru saja sisir anggaran di BUMN. Mana yang tidak efisien, mana kurang tepat, kita coba perbaiki. Ini bicara di kementerian, ya, bukan perusahaan," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet mengingatkan generasi milenial agar tidak alergi dengan politik. "Kita berharap milenial menjadi pemilik masa depan bangsa tidak terlampau alergi kepada politik," katanya, Sabtu (14/12).
Bamsoet mengapresiasi cukup banyak generasi muda yang terpilih sebagai anggota DPR, DPD, dan MPR RI. (nugroho habibi/antara ed: firkah fansuri)