Senin 16 Dec 2019 23:09 WIB

Pelatih Apresiasi Hendra/Ahsan, Evaluasi Kevin/Marcus

Tahun ini, sektor ganda putra Indonesia sukses memenuhi target.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Pasangan Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan menjuarai ganda putra BWF World Tour Finals 2019.
Foto: DOK PBSI
Pasangan Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan menjuarai ganda putra BWF World Tour Finals 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, GUANGZHOU -- Sektor ganda putra Indonesia sukses memenuhi target setelah merebut gelar juara di ajang BWF World Tour Finals 2019 Guangzhou. Pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan memetik kemenangan dua game langsung atas wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, pada laga final di Tianhe Gymnasium, Ahad (15/12), dengan skor 24-22 dan 21-19.

Kepala pelatih ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi mengapresiasi pencapaian yang sukses ditorehkan Hendra/Ahsan. “Sebagai pelatih saya bangga melihat mereka bisa berhasil di kerjuaraan akhir tahun ini. Boleh dibilang ini jadi kado akhir tahun yang manis buat saya,” kata Herry dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Senin (16/12).

Kegembiraan pelatih yang akrab disapa Herry IP itu semakin bertambah karena peserta yang tampil dalam kejuaraan dunia terakhir tahun 2019 itu adalah top dunia.

“Pastinya sangat gembira Hendra/Ahsan bisa meraih gelar di kejuaraan ini, apalagi yang turun di turnamen ini kan delapan pasangan terbaik dunia. Di satu sisi saya surprise juga mereka bisa menang dengan straight game. Padahal saya kira tadi akan rubber,” kata Herry menambahkan

photo
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.

Meski berhasil memenuhi target juara, Herry mengaku masih kurang puas dengan performa pasangan nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Ia menilai, pasangan berjuluk The Minions itu tidak tampil maksimal pada kejuaraan kali ini. Minions harus tersingkir di babak semifinal setelah menelan kekalahan 11-21, 21-15, dan 10-21 dari Endo/Watanabe.

“Penampilan Kevin/Marcus di turnamen ini saya bilang kurang maksimal. Karena seharusnya tidak seperti itu hasilnya. Biasanya kan mereka lebih agresif, lebih semangat dan lebih smart. Tapi sayangnya di babak semifinal kemarin, permainan mereka nggak keluar,” jelas Herry. “Dengan dua kali kekalahan dari Endo/Watanabe di turnamen ini menurut saya penampilan Kevin/Marcus masih belum yang terbaik. Artinya mereka masih ada kelemahan yang harus segera diperbaiki."

Di kompetisi berikutnya, Herry berpesan agar Kevin/Gideon mampu mengurangi kelemahan yang dapat dimanfaatkan lawan. Hal itu pula diambil Herry sebagai pelajaran kepada tim pelatih agar dapat lebih baik.

Herry menyampaikan, akan berdiskusi terlebih dahulu dengan Kevin/Marcus terkait kendala yang dirasakan di lapangan saat berhadapan dengan Endo/Watanabe. “Evaluasi untuk Kevin/Marcus, khususnya untuk menghadapi Endo/Watanabe ini memang harus betul-betul didiskusikan bersama. Kami harus sama-sama cari solusi terbaiknya, baik dari pola maupun strategi yang tepat untuk melawan mereka. Karena memang sedikit berbeda cara bermain Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan,” ujarrnya.

Herry menilai Hendra/Ahsan menempatkan bola lebih efisien dan memiliki akurasi yang baik, serta kualitas sebagai pemain senior juga dimanfaatkan dengan baik di arena.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement