REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Permata Tbk Permata Bank Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 10-15 persen pada 2020. Pertumbuhan tersebut masih akan lebih banyak ditopang oleh segmen pembiayaan kepemilikan rumah, korporasi, dan komersial.
Sharia Banking Director Permata Bank Herwin Bustaman mengatakan perusahaan masih optimistis lebih tinggi dari industri karena pendorong utama masih terus tumbuh. Di antaranya adalah KPR, komersial, dan korporasi.
"Kami optimistis bisa 10-15 persen, pendorongnya karena dari KPR sudah ada produk baru, Permata Bank iB Bijak, kami juga mulai masuk ke komersial dan korporasi yang akan jadi engine growth kami," katanya setelah peluncuran produk Permata Bank iB Bijak di Plaza Senayan, Senin (23/12).
Saat ini, porsi pembiayaan KPR sekitar 35 persen dengan nilai sekitar Rp 7 triliun. Pembiayaan KPR tumbuh sekitar 7-8 persen per Semptember 2019. Selain itu, ada pembiayaan dari join financing dengan multifinance, KTA iB, UKM, komersial, dan korporasi.
Untuk korporasi, Herwin menargetkan kerja sama dengan BUMN dan swasta seiring dengan preferensi pemerintah untuk lebih banyak melibatkan swasta. Saat ini memang portfolio kedua segmen tersebut masih kecil namun potensinya besar.
Permata Bank Syariah baru saja melakukan sindikasi dengan PLN tahun ini. Tahun depan, perusahaan menargetkan sindikasi dengan dua BUMN lainnya dan swasta dengan segmen infrastruktur.
"Untuk komersial, biasanya kami lihat industrinya," katanya.
Secara umum, Permata Bank Syariah menargetkan bisnis dari ritel sebesar 40 persen, UKM sebesar 15 persen, komersial 15-20 persen dan sisanya korporasi. Saat ini porsi ritel sekitar 60 persen dan perusahaan akan pacu pertumbuhan dari segmen lainnya tahun depan.